Abang Aji
Saat ini Hivi sedang membacakan dongeng untuk Ajidan, kali ini ia membaca dari sebuah buku bukan ngarang lagi seperti waktu itu.
Namun saat ceritanya sudah selesai Ajidan belum juga tertidur, malah anak itu sedang memperhatikan Hivi.
“Kenapa Abang?” tanya Hivi dengan lembut.
“Engga apa-apa, Aji suka Pi. Aji suka di panggil abang hihi, Aji mau pegang perut Papi boleh gak?”
“Boleh dong, sini”
Anak itu mendekatkan mukanya ke perut Hivi, tangannya ia angkat untuk mengelus perut Hivi. Lalu anak itu berbicara, dengan calon adiknya yang masih ada di dalam perut.
“Hallo baby el, ini Abang. Nama abang Ajidan Gabinsky, nanti kamu panggilnya abang Aji yaa? kamu cepet keluar dong, abang mau cepet-cepet main sama kamu” ucap anak itu yang masih setia mengelus perut Hivi.
“Sabar ya abang, kalo udah waktunya abang pasti bisa main sama baby el” tutur lelaki manis itu seraya mengelus surai halus Ajidan.
Ajidan mengangguk lalu kembali berbaring di sebelah Hivi. “Iyaa, yaudah abang mau tidur ya pi, selamat malam” ucap Ajidan sebelum memejamkam matanya.
“Selamat malam jagoan”