Anak babeh


Sesuai apa yang dikatakan Hivi, pemuda memang bersama teman-temannya untuk merayakan kelulusan mereka.

Saat ini mereka sedang berkumpul di halaman belakang rumah Akim, kenapa harus rumah Akim? sebab rumah Akim paling deket sama supermarket jadi mereka tidak usah jauh-jauh untuk membeli sesuatu.

“Aelah kenapa gak malem aja sih ini bakar-bakar” keluh Akram yang sedang menusuk-nusukan sosis pada tusuk sate.

Mendengar Akram yang sedaritadi mengeluh Neona langsung menoyor kepala Akram. “Kaga bisa anjing, nanti malem gua mau pergi ama keluarga gua. Lagian ini buat ngerayain kelulusan doang, besok malem kita bisa kumpul lagi” sahut Neona.

“Emang mau ngapain?” Tanya Hivi sembari mengambil sosis-sosis yang sudah ditusuk.

“Mabok lah, gas gak haha” ujar Neona sambil menaik-turunkan alisnya menatap Hivi.

Alih alih Hivi yang menjawab, justru semua teman-temannya yang bersorak setuju.

“GASSS LAH” sorak teman-teman Hivi.

“Ayo aja sih gua mah, Hen Hen udah siap belom itu?” tanya Hivi, ia siap untuk membakar sosis yang sedang ia bawa.

“Udah nih pi, mau lo yang kabar apa gua?” tanya Hendra balik.

“Gak usah Hen biar gua aja, lo mending bantu Kalle ama reno bikin minum” suruh Hivi yang langsung dilakukan oleh Hendra, pemuda bersurai coklat itu langsung berlari layaknya Naruto menghampiri Kalle dan Reno.


Satu jam telah berlalu, sosis-sosis yang Hivi bakar pun sudah matang semua. Laskar langsung menggelar karpet disana, lalu ikut membantu yang lain untuk memindahkan makanan-makanan yang mereka bawa serta sosis tadi ke atas karpet.

Sebenernya mereka bukan cuma bakar-bakar, mereka berencana untuk piknik bersama di halaman belakang rumah Akim.

Makanan dan minuman sudah tertata rapih, ada yang membawa pizza, salad, puding, dan makanan lainnya.

“Eh foto dulu dong” ajak Ken yang sudah mengeluarkan handphonenya.

Setelah selesai berfoto mereka langsung menyantap berbagai makanan didepan mereka.

“Pi lo waktu itu ilang kemana dah? kata laki lo, lo ilang” ucap Kelle dengan enteng nya.

Mendengar ucapan Kalle, Akim, Akram dan yang lainnya yang belum tau Hivi sudah menikah itu langsung terkejut bukan main.

“LAKI LO? maksud lo apa lle? si Hipi kan belom nikah anjir” sentak Johan sambil menunjuk-nunjuk Kalle dengan tusuk sate.

“Lo udah nikah pi?” tanya Jiwan serius pada Hivi. Hivi tersenyum terpaksa, tangannya menyubit paha Kalle hingga menghadirkan jeritan dari Kalle.

“Hipi anjing jawab dong” paksa Jiwan yang sedang menepuk-nepuk paha Hivi.

Mungkin memang sudah saat nya Hivi jujur pada teman-temannya, pemuda itu menggangguk sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

“Iya.. gua udah nikah hehe”

Jawaban Hivi langsung membuat mereka terdiam, namun dengan cepat Akram menodong Hivi dengan pertanyaannya.

“Jangan bilang pas lo mabok waktu itu, om-om yang ngangkat lo itu suami lo pi?” Hivi langsung mengangguk, itu memang suaminya.

“Lo bercanda kan?”

Hivi yang tadinya terkekeh langsung mendatarkan mukanya, ia menghela nafas kasar.

“Kaga anjing, gua emang udah nikah dan yang lo liat waktu itu tuh emang laki gua Akram bangsat. Kalo lo mau tau dia siapa, dia itu donatur sekolah kita Oscar Willonder. DENGER GAK KUPING LO?” kesal Hivi, pemuda itu bahkan menjewer kuping Akram dan berteriak di akhir katanya.

Akram langsung terdiam, pemuda itu tidak tau mau menjawab apa lagi.

“JADI LO UDAH NGEWE PI? haha anjing cok, enak gak diewe?” goda Akim yang dibalas tabokan sama Hivi.

“DIEM BANGSAT!” teriak Hivi sembari memukuli Akim dengan sepatunya.

Yang lain hanya tertawa sambil menyantap makanannya, membiarkan Hivi yang sedang memukuli Akim, anggap aja itu hiburan.