Arena


Seperti yang mereka bahas di grup chat mereka, kini Hivi dan teman-temannya mengendarai motornya menuju arena yang biasa di pakai.

Hivi dan teman-temannya memarkirkan motornya di tempat yang biasa mereka gunakan untuk parkir, yang pasti itu area cuma ada motor mereka.

“Woi Hivi, jadi turun lo?” Ujar Laskar disertai tawa dan merangkul pinggang Hivi.

Hivi yang di perlakukan seperti itu entah kenapa malah memeluk Laskar. “Jelas dong, 10jt bre gak bakal gua lewatin.” Laskar hanya menanggapi nya dengan tawa serta membalas pelukan Hivi.

Neona yang sudah muak lihat itu langsung pura-pura batuk. “Just info aja nih ya, elu berdua disini buat balapan bukan buat pelukan. Ck ck dasar anak muda.” Mendengar ucapan Neona, Laskar malah semakin memeluk Hivi hingga membuat sepatu Neona terbang dan jatuh di atas kepalanya.

Iya Neona sudah muak dan melemparkan sepatu nya pada Laskar, setelah itu baru pelukan Laskar dan Hivi terlepas.

“Hahaha lo udah kaya nenek lampir na, cocok sama si Akram.” Ledek Hivi sambil memukul pundak Neona pelan dan pergi menghampiri teman-temannya.

“Ck ck dasar anak muda” Neona melipat tangannya di dada sambil menggelengkan kepalanya.

“Iya deh elu mah udah nenek nenek, udah lah ayo.” Celetuk Katharine lalu menarik Neona.


Hivi dan Laskar mengendarai motornya menuju garis start, mereka berdua sama-sama memakai helm full face yang membuat mereka semakin terlihat keren, bahkan cewek-cewek banyak yang berteriak cuma karena mereka berdua.

“Hati-hati vi, semalem abis hujan kalo lo lupa.” Inget Laskar pada Hivi yang di balas acungan jempol dari Hivi.

Keduanya langsung menancapkan gas setelah mendengar suara tembakan.

Motor Hivi dan Laskar langsung berlomba-lomba mendahului satu sama lain, untuk sekarang posisi Hivi sudah jauh di depan Laskar.

Laskar langsung membawa motornya dengan kecepatan tinggi, bahkan lebih cepat dari sebelumnya untuk mengalahkan Hivi.

Namun sayangnya Hivi jauh lebih berpengalaman dalam hal balapan, balapan kaya gini udah jadi makanan tiap hari buat Hivi. Motor Hivi tetap berada di depan Laskar, sampai ia melihat garis finish Hivi langsung tancap gas dan sampai di garis finish lebih dulu dari Laskar.

Suara sorakan terdengar, bahkan Neona dan Katharine juga menyoraki Hivi. Entahlah mereka cuma ikutan, sedangkan Reno dan Kalle sibuk menutup telinga mereka sebab teriakan Neona dan Katharine cukup membuat telinga mereka sakit.

Hivi dan Laskar turun dari motornya, Laskar langsung mengucapkan selamat pada Hivi. “Emang beda ya raja jalanan mah, gua yang gak pernah kalah aja langsung kalah kalo balap sama lo.” Hivi merangkul pundak Laskar. “Aelah gini doang mah biasa, lagian kemampuan lo gak jauh beda dari gua. Ya paling butuh sedikit latihan haha.” Jawab Hivi dengan nada bergurau.

“Hahaha iya lo bener, thanks ya udah nerima tawaran gua. Nih duit lo, kapan-kapan kita balapan lagi, gua jamin gua yang bakal menang.” Laskar memberikan segepok uang pada Hivi dan langsung diterima dengan senang hati.

“Boleh, gua tunggu. Thanks ya duit nya, lumayan haha.”

“Mau lo buat apa duit nya vi?”

“Sebagian mau gua sumbangin ke panti, sebagian buat apa aja lah suka-suka gua haha. Yaudah gua duluan ya? takut kena amuk Ibun.” Pamit Hivi pada Laskar dan teman-temannya sebelum ia pergi meninggalkan arena.