Base


Pagi ini entah kenapa dosen Kahes membatalkan kelasnya, jadi Kahes langsung ke base buat balapan sama pacar cantiknya itu.

Kahes melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ini masih terlalu pagi dan juga udara hari ini cukup dingin.

Beberapa saat kemudian. Kahes memarkirkan motornya di parkiran yang tersedia disana, memicingkan matanya melihat mobil merah yang pasti itu milik Narel.

“Narel bawa mobil? kan kita mau balapan.” Ucap nya sambil menatap heran mobil itu.

Pemuda itu masuk ke dalam base, ia melihat Aji yang tertidur dan Mahen yang sedang menonton tv, beberapa anak lain bersiap ingin berolahraga.

“Morning bro, btw kok lo disini? bukanya tadi malem lo bilang ada kelas pagi?” Tanya orang yang sedang sarapan itu.

“Kelas nya di batalin Hen, gak tau kenapa. Mau kondangan kali.” Jawab Kahes lalu ikut duduk di sebelah Mahen, di ruang tengah.

“Itu Aji tidur disini?” Mendengar pertanyaan Kahes. Mahen langsung menoleh pada Aji yang sedang tidur sambil memeluk boneka milik Narel.

“Lah nih bocah gue suruh sarapan malah tidur lagi, kaga Hes si Aji tidur di kamarnya. Cuma tadi pas gue bikin sarapan nih anak ngintil katanya laper, eh sekarang malah turu.”

Kahes hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Mahen. Lalu ia melihat ke atas, tepatnya ke kamar miliknya.

“Narel disini?”

“Laki lo dari semalem juga disini Hes, jam berapa itu ya? jam 11 kalo gak salah.”

“Tapi kok dia gak bilang gue.”

“Dia aja kesini ngeluh hp nya mati, katanya sih charger nya ilang makanya kesini.”

“Yaudah gue ke atas ya, bangunin Aji suruh sarapan, yang lain juga.”

Mahen hanya menanggapi dengan anggukan, padahal Mahen cuma bikin sarapan buat dirinya sama Aji aja. Pemuda itu sedang fokus menonton kartun yang ia sendiri tak tau namanya apa.

Kahes berjalan ke atas lalu membuka pintu itu tanpa mengetok terlebih dahulu, ada gulungan besar disana. Pemuda itu terkekeh lalu menghampiri gulungan itu.

Kahes langsung melompat lalu memeluk gulungan itu sambil menggoyangkan nya.

“Sayangg bangun udah pagi.”

Namun gulungan itu sama sekali tidak memberikan reaksi apa apa. Kahes menyibak selimut bagian atas dan melihat wajah Narel yang masih tertidur pulas.

Pemuda itu dengan iseng mencium setiap inci muka kekasihnya itu, terakhir pada bibir. Kahes mencium bibir yang menjadi favoritnya itu terus menerus, sampai membuat Narel dengan sengaja menggigit bibir Kahes.

“Aduh aduh, kok di gigit sih.” Keluh Kahes sambil mengelus bibirnya.

Narel mendecak lalu memukul Kahes dengan boneka yang ada disana.

“Lagian kamu, aku lagi tidur iseng banget, mamam tuh bibir sakit.” Ketus Narel lalu kembali tidur, menghiraukan kekasih tampan nya itu yang sedang mengomel tidak jelas.

“Sayang katanya mau balapan, kok kamu malah tidur lagi.”

“Balapan?”

“Iya balapan, kan kamu sendiri yang minta.” Ucap Kahes yang sekarang sudah duduk sambil menyender pada headboard.

Bukannya menjawab si cantik itu langsung duduk di atas paha Kahes, lalu memeluk tubuh kekasihnya itu, membenamkan wajahnya pada leher Kahes.

Kahes hanya membiarkan Narel berbuat semaunya, pemuda itu mengelus punggung Narel dengan sayang.

“Kata Mahen kamu dari semalem disini? kok gak bilang aku.”

“Semalem tuh hp aku mati ahes, charger nya juga ilang. Makanya aku kesini, terus pas aku mau ngabarin kamu udah ngantuk duluan.”

Kahes hanya mengangguk, ia masih setia mengelus punggung Narel sambil menciumi surai halus Narel, wangi mawar.

“Yaudah gih kamu mandi dulu, abis itu kita sarapan.”

Namun pemuda di dalam pelukannya itu hanya diam, malah menyamankan posisi nya. Kahes hanya memutar bola matanya malas, tapi tetap membiarkan Narel tertidur, menunggu hingga si cantik itu bangun dengan sendirinya.