Boleh


Sedari tadi Hivi emang lagi duduk di dapur, ia sedang memakan buah yang tadi di potong-potong kecil sama Oscar.

Ia melihat ke arah ruang tengah, suaminya sedang melihat album foto pernikahan mereka. “Dia ngapain dah?” Gumam nya. “Pak tua! gendong dong, mau kesitu” Lanjut nya sambil melambai.

Oscar iya iya aja, pria tampan itu menghampiri suami kecil nya lalu menggendong Hivi menuju ke ruang tengah. “Udah kenyang?” Tanya nya. Hivi hanya menjawab dengan anggukan saja, Oscar kembali duduk di ruang tengah dengan Hivi yang di taruh di pangkuannya.

“Pak tua” Panggil Hivi. “Kenapa? butuh apa?”

“Jadi gini” Hivi sama sekali tidak melanjutkan ucapan nya, membuat Oscar kebingungan. “Jadi apa?”

“Gini loh, besok kan ujian. Tapi gua gak bisa jalan, gimana dong?” Oscar terdiam sebentar. “Yaudah saya antar” Jawab nya santai.

Entah kenapa Hivi jadi geram sendiri sama Oscar, si manis itu menggucang pundak Oscar kuat.

“Gamauu, lo bisa gak bilang ke pihak sekolah biar gua ujian di rumah gitu? ya ya? boleh ya” Pintanya dengan bibir yang mengerucut lucu.

“Kenapa gitu?” “Ya gamau anjing, kalo gua jalan tanpa bantuan lo juga pasti kaya pinguin pak tuaa gua gak mau” Rengek Hivi.

Oscar menghela nafas berat, ini salahnya juga sih. Tadi sebelum mandi Hivi masih bisa jalan sendiri walaupun pelan pelan tapi abis mandi langsung gak bisa jalan, ya kalian tau lah.

“Yaudah nanti saya bilang ke pihak sekolah nya ya” Hivi tersenyum senang. “Beneran? makasih pak tua” Ucap nya sembari memberikan kecupan pada bibir Oscar.

Setelah nya Hivi bersandar pada dada bidang suami nya itu. “Kenapa ya kalo kaya gini tuh nyaman banget” Hivi semakin menyamankan dirinya.

“Saya juga nyaman” Oscar memeluk pinggang ramping Hivi, semakin mendekatkan nya dengan dirinya. Dagu nya menumpu pada kepala si manis, Hivi terlihat mungil jika seperti ini.