Elder
Sesampainya Oscar disana, ia malah tercengang melihat anak-anak Arshela itu sedang melakukan push up. Bahkan beberapa anak itu ada yang baju nya terdapat noda darah, dan juga tangan nya berdarah sebab mereka push up di atas batu kecil yang lumayan tajem.
Oscar keluar dari mobil nya lalu menghampiri mereka, ia menepuk pundak orang yang sedang menghitung itu.
Orang itu menoleh “ANJING BANGSAT LO” Teriak orang itu sambil memegangi dada nya.
“Lo kenapa?” Tanya orang itu. “Abis berantem tadi, ini kenapa?”
Orang itu memandang anak-anak Arshela yang sejak tadi melalukan push up. “Ini bre mereka tadi nabrak kucing gua sampe penyek, makanya gua hukum mereka buat push up di batu batu ini, lo sendiri ngapain kesini?” Oscar terkekeh.
“Lo liat mereka babak belur kan? itu ulah Istri gua, malem ini niat nya gua mau ajak istri gua kesuatu tempat. Tapi di jalan dia di serang sama mereka sampe istri gua masuk rumah sakit, lo kaget kan kenapa gua darah semua gini? Gua abis ke base mereka, gua lawan mereka semua.” Jelas Oscar.
“Lah tapi kan mereka yang lakuin, kok lo malah serang yang disana?”
“Pendiri nya ngarep orang yang di serang mereka mereka ini mati, makanya gua serang mereka”
“Oh gitu” Orang itu hanya mengangguk, setelah di liat liat Oscar emang penuh dengan darah. Bahkan pakaian kemeja putih nya hampir tertutup dengan warna merah, kaya setan.
“Gua ada perlu sama anak ini, gua ambil gapapa?” Tanya Oscar sembari menunjuk ketua tadi. “Gapapa, ambil aja”
Oscar menyeret orang itu ke semak-semak. “Lo mau apa?” Tanya orang itu.
“Siapa yang nyuruh lo ngelakuin ini?” Oscar menatap tajam orang itu. “Gak bakal gua kasih tau” Orang itu malah tertawa melihat Oscar yang mulai emosi.
Oscar mengangkat kerah baju orang itu. “Siapa.”
“Gak” Oscar tersenyum menyeringai, lalu memukul leher orang itu.
Bugh!
“Masih gak mau bilang?” Orang itu menggeleng, tangan nya sibuk memegangi pinggang nya. “Ulah siapa?” Tanya nya.
“Istri lo” Setelah mendengar jawaban orang itu Oscar melempar nya ke pohon-pohon.
Luka orang itu sebenernya udah di obatin. Oscar melihat ada perban yang menggulung di pinggan nya.
Oscar mengambil belati di saku nya. “Lo mau bilang atau gua bunuh sekarang” Ujar Oscar sembari mendekati orang itu, tangan nya memegang belati dan sedikit menggoreskan nya di ujung jari manis nya.
Oscar memaksa orang itu untuk berdiri lalu menggoreskan belati nya tepat di pipi orang itu hingga darah segar mengalir dari sana.
“Akhh sakit sialan” Orang itu meremat pundak Oscar. “Mau bilang?” Namun orang itu tetep kekeuh tidak mau bilang pada Oscar. “Oh gitu? oke” Oscar menggoreskan belatinya di pipi sebelah orang itu.
“Sakitt anjing” Mata orang itu mulai berkaca-kaca namun tetep tidak mau memberitahu Oscar. “Lama lo”
Oscar menyayat leher orang itu hingga hampir putus, teriakan dari orang itu justru membuat Oscar semakin bersemangat.
Di rasa orang itu sudah meninggal Oscar melepaskan rematan nya pada kerah orang itu.
Oscar menatap datar jasad orang itu lalu menyeret kaki nya menuju mobil nya.
“Bangsat lo bunuh dia?” Oscar mengangguk lalu menaruh jasad orang itu di bagasi. “Iya, oiya nama lo siapa?”
“Hanson” Oscar mengangguk lalu masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana.
“Tuh lo liat tuh, untung aja gua yang hukum lo pada, kalo engga nasib lo bisa kaya orang itu”