Gimana?


“Kak..” Panggil si manis yang masih memejamkan matanya.

Keenan terkekeh lalu menarik tubuh yang lebih kecil darinya itu ke dalam dekapannya. Si manis hanya diam mencari posisi yang nyaman.

“Kenapa sayang? aku disini.”

“Kamu ngapain?”

“Oiya, tadi aku buka hp kamu. Helsa sama Arsa spam jadi aku buka, gapapa?”

Abél hanya mengangguk, entah kenapa dia capek banget. Keenan menatap kagum wajah ayu Abél yang sedang tertidur pulas.

Keenan sering gemas hanya melihat muka Abél, pria itu mengigit pelan pipi tembem Abél sampai membuat Abél terbangkan. Ia merasa terganggu, namun sang pelaku hanya tertawa.

“Diem kak, aku masih ngantuk.”

“Sayang.”

“Hum?”

“Aku boleh nanya sesuatu gak?”

Abél sedikit membuka matanya, ia mendongak menatap Keenan.

“Nanya apa?”

Sebelum menjawab Keenan mengambil handphone Abél yang tadi ia letakan di atas nakas lalau membuka roomchat Kinara.

“Kamu sejak kapan chatan sama Kinara?”

Abél mengerutkan keningnya heran, dia bahkan gak kenal Kinara Kinara itu siapa.

“Hah? itu Kinara?”

“Loh kamu gak tau bél?”

“Ya mana aku tau, dia aja pertama ngechat aku gak mau kenalan huh.”

Ada-ada aja calon istrinya ini, mana mungkin Kinara mau kenalan.

“Jadi gimana?”

“Gimana apanya? dia tuh sering banget chat aku, katanya kamu sama dia lah, kamu lagi tidur sama dia. Capek aku kak, jelas-jelas kamu sama kamu.”

“Hahaha dia emang gak jelas bél, gausa di tanggapi ya? biarin aja, nanti dia capek sendiri.”

Si manis mengangguk lalu memainkan tangannya di atas dada bidang Keenan.

“Kak aku boleh tau gak kenapa kamu bisa cerai sama Kinara?”

Abél menatap penuh harap ke Keenan, ia hanya penasaran kok.

“Boleh, aku pernah cerita ke kamu kan waktu itu? tapi sekarang aku ceritain lebih lengkap lagi.”