Jadi pilot
Bulan terus berganti, hingga kini kandungan Hivi sudah memasuki 9 bulan, terhitung beberapa hari lagi hingga hari itu tiba.
Bahkan kamar yang akan di tempati oleh baby el sudah di siapkan, bersebelahan dengan kamar anak sulung mereka, Ajidan Gabinsky.
“Hahaha pinter banget Kevin” ujar Ajidan yang sedang memakan pop corn.
“Bener haha, kalo Abang ada di posisi Kevin gimana bang?” tanya sang Daddy pada Ajidan.
“Abang pasti jauh lebih jail lagi dari Kevin, biar penculiknya kapok” balas Ajidan dengan ekspresi mengejek ke arah Oscar.
“Kalo penculiknya Papi gimana bang?” mendengar pertanyaan itu Ajidan terdiam sebentar lalu berpura-pura berfikir.
Anak itu tersenyum lebar lalu menautkan kedua tangannya. “Kalo Papi yang jadi penculiknya, Abang rela diculik, malah Abang rela tinggal selamanya sama Papi padahal Papi itu penculik” ucapan Ajidan mampu membuat Oscar dan Hivi tertawa terbahak.
Memang ada-ada saja anak sulung nya ini. “Oiya sayang, besok kayanya aku lembur deh” ucapnya pada sang suami.
“Oh ya? tumben banget?” tanya Hivi penasaran, sebab beberapa bulan terakhir ini suaminya memang tidak pernah lembur.
“Biasalah yang, nanti juga Abang bakal ngerasain apa yang Daddy rasain kalo udah mulai mengelola perusahaan sendiri”
“Tuh bang, siap gak kamu?”
“Gimana ya Pi, tapi Abang gak tertarik buat jadi seorang pengusaha”
Mendengar itu Oscar mengerutkan keningnya heran.
“Loh terus Abang mau jadi apa?”
“Abang mau jadi pilot, biar nanti bisa bawa Daddy, Papi, Adek. Pergi keliling dunia, terus nanti Daddy bisa bilang ke kolega Daddy kaya gini” Ajidan berdiri lalu mengambil jas milik Oscar dan memakainya.
“Sir, pilot muda yang tampan itu anak sulung saya. Saya bangga dengan anak saya, dia sungguh belajar dengan giat untuk mengejar cita-citanya” sambung Ajidan menirukan gaya bicara Oscar.
Oscar dan Hivi yang melihat itu justru tertawa gemas, ada-ada saja kelakuan anak sulung mereka ini.
“Daddy tunggu ya Abang, Daddy tunggu kamu sampai jadi pilot” tegas Oscar pada Ajidan.
“Tapi Abang, Papi boleh tau gak kenapa kamu pengen jadi pilot?” tanya Hivi penasaran.
“Pilot itu cita-cita Abang dari Abang masih tk Pi, Abang ingin bawa Papa sama Papi keliling dunia. Namun sayang Tuhan lebih dulu ambil Papa sama Papi, jadi sekarang Abang ganti keinginan Abang” Ajidan menghentikan ucapannya lalu menghela nafas panjang.
“Abang ingin bawa Daddy, Papi, sama Adek buat keliling dunia, biar nanti Papa sama Papi perhatiin Abang dari atas sana. Biar mereka tau kalau Abang bisa wujudin cita-cita Abang, gitu Pi”
Mendengar itu Oscar dan Hivi tersenyum pada Ajidan, mereka sangat bangga dengan anak laki-laki didepan mereka ini.
“Semangat terus ya nak, Papi sama Daddy selalu dukung kamu”