Jus Jeruk


Suasana malam saat ini terasa cukup dingin, biasanya di jam jam segini Hivi sudah ada di dalam dekapan hangat Oscar.

Namun sekarang pemuda manis itu hanya sendirian bergulung di selimut, ia melempar handphone nya ke bawah ranjang dan sibuk mengoceh.

“Dasar pak tua, anjing lo, gak bisa nepatin omongan sendiri, ihhh awas aja” Hivi terus mengoceh sambil meremat selimutnya guna menyalurkan rasa kesal nya pada Oscar, namun ia berfikir untuk turun ke bawah untuk melihat bagaimana rupa Helen Helen ini.

Pemuda itu turun dari ranjang nya, ia bahkan memakai baju tidur baby blue kesayangannya. Sebenernya ini sepasang, biasanya Oscar juga akan memakai baju tidur yang sama persis dengan Hivi, cuma beda size aja.

Hivi menunggu kedatangan Oscar di ruang tengah sambil meminum segelas wine. Matanya terus tertuju pada pintu utama, setelah 15 menit Hivi menunggu akhirnya pintu itu terbuka.

Menampilkan suaminya yang sedang di gandeng mesra oleh seorang wanita yang mengenakan dres mini serta lipstik yang begitu menor.

“Hallo, ini adek kamu ya?” Tanya wanita itu sambil mengelus pipi gembul Hivi namun dengan cepat pula Hivi menepisnya. “Iya, gua adek nya. Mau di bikinin minum gak?” Tanya Hivi sambil menunjukan senyuman manis nya pada wanita itu.

Oscar yang melihat itu sempet terheran-heran, namun ia sendiri sudah tau kalau suami kecil nya itu tidak mungkin seperti itu. Jadi ia lebih milih diam dan melihat apa yang akan terjadi.

“Mau minum apa kak?” Tanya Hivi lagi.

“Aku mau jus jeruk aja deh, sama calon pacar aku samain aja ya” Hivi yang mendengar itu ingin sekali menjambak rambut Helen namun tetep berusaha sabar. “Okeei bentar yaa” Lalu pemuda manis itu berlari kecil ke arah dapur.

Hivi mengambil dua gelas dan membuatkan dua jus jeruk untuk Helen dan Oscar. Bedanya Hivi memasukan bubuk cabe dan garam pada minuman Helen, sedangkan minuman Oscar ia memasukan sedikit obat perangsang.

Hivi tersenyum senang melihat kedua minuman itu, dan membawanya kembali ke ruang tamu.

“Ini minum nya, di minum nya” Lalu ia duduk di sofa depan Oscar dan Helen. “Eh iya nama kamu siapa?” Tanya Helen saat hendak meminum jus jeruk itu.

Namun sedetik kemudian Helen menyemburkan lagi minuman nya. “MINUMAN APA YANG LO KASIH? Kalo gak bisa bikin mending gausah anjing!” Ucapnya sambil menunjuk-nunjuk Hivi.

“Hahaha sengaja sih itu, oiya lo tadi nanya kan gua siapa? Gua Hivi Shine, SUAMI nya Oscar Willonder” Ucap Hivi penuh penekanan lalu menghampiri Oscar dan mendorong Helen untuk menjauh dari suami nya itu.

Kemudian pemuda manis itu duduk di pangkuan Oscar dan mengalungkan lengannya pada leher Oscar. Helen yang melihat itu jelas kesal, apa-apaan ini.

“Suami? jangan bercanda deh” Ucap nya di sertai tawa ledekan.

“Yang dia bilang emang bener, dia emang suami saya. Kenapa?” Alih-alih Hivi yang menjawab justru Oscar lah yang menjawab Helen. “Kamu bilang kamu gak punya pacar!”

“Saya emang gak punya pacar, tapi saya punya suami yang lebih cantik dan lebih baik dari kamu. Sebenernya saya iseng aja sih, itu juga karena permainan dari teman saya, jadi ya? mending kamu pulang”

Mendengar ucapan Oscar membuat Hivi tersenyum penuh kemenangan. “Bisa apa lo?” Batin Hivi sambil menatap remeh Helen.

“Aku lebih baik dari dia! mending kamu cerai-in dia terus nikah sama aku Oscar” Helen menghentakkan kaki nya, ia marah. Bahkan rasanya ia ingin menyakar Hivi yang memandangnya seperti mengejek saat Oscar memeluk pinggang Hivi.

“Mending kamu pergi, daripada saya pecat loh? dan juga kamu hanya wanita mainan yang selalu jual tubuh kamu ke para petinggi perusahaan kan? dan saya gak suka wanita seperti itu” Ucapan Oscar cukup membuat Helen malu, ia melempar gelas nya ke lantai dan pergi dari sana.

BRAK!

Pintu itu kembali tertutup. Oscar melihat ke arah Hivi, sementara pemuda manis itu justru memalingkan wajah nya.

Oscar semakin membawa Hivi ke dalam pelukannya dan menangkup pipi Hivi lalu memciumi setiap inci muka Hivi.

“Kamu cemburu?”

“Engga kok” Jawab Hivi sambil mengerucutkan bibir gemas.

“Bohong ya?” Tanyanya di sertai dengan kekehan.

“ENGGA IH! Lagian lo ngapain sih sama ulet itu, sebel!” Hivi ngambek, pemuda manis itu sama sekali tidak mau melihat Oscar.

“Maaf yaa, tadi tuh dare dari Nelson sebenernya. Bikin kamu cemburu gitu, maaf ya sayang?” Oscar berkata sambil mengelus-elus pipi gembul Hivi.

“Beneran?” Tanya Hivi memastikan. “Beneran kok, mau telpon Nelson?” Hivi menggeleng, lagian ini udah malam ia juga tidak ingin mengganggu Nelson.

“Yaudah deh gua maapin, baik gua mah” Ucapnya dengan muka yang masih memerah. Oscar tertawa lalu mengangguk dan memberikan kecupan pada bibir Hivi. “Makasih ya sayangg”

“Oiya, tadi kamu kasih apa ke minuman Helen?” Tanya Oscar penasaran.

“Bubuk cabe sama garem”

“Di minuman saya?”

“Obat perangsang hehe, jangan di minum deh gua mau manjaan”

Namun Oscar malah mengambil jus itu dan meminumnya hingga habis.

“Kok di minum?!” Tanya Hivi kaget.

“Saya kangen tubuh kamu, manjaan nya nanti lagi ya” Ucapnya lalu menggendong Hivi ke kamar dengan tergesa-gesa.