Morn
Pagi ini cuaca sangat cerah, namun sepasang pasusu itu masih saling mendekap satu sama lain.
Oscar, pria itu bangun terlebih dahulu. Ia memandangi wajah Hivi yang masih tertidur nyenyak, sangat cantik. Terlihat sangat jelas banyak kissmark di tubuh Hivi, pria itu terkekeh.
“Terimakasih buat tadi malem sayang, maaf udah bikin kamu hampir pingsan haha saya gak bisa nahan diri saya” Oscar mengecup kening Hivi, lalu mengelus-elus pinggang ramping milik suami kecil nya itu.
Oscar baru sadar sekarang, bahwa suami kecil nya ini sangat cantik, dan memiliki postur tubuh yang bagus, bahkan pinggang Hivi lebih bagus dari pinggang cewek cewek simpanan nya. Oscar beruntung, sangat beruntung.
Hivi sedikit terganggu dengan elusan Oscar pada pinggang nya, sehingga membuat Hivi terbangun dari tidurnya.
“Udah pagi ya?” Ucapnya dengan suara khas orang bangun tidur, matanya masih belum terbuka sepenuhnya. Saat ia sudah benar-benar bangun dari tidurnya Hivi langsung mendorong Oscar.
“ANJING KOK LO DISINI? kok gua gak pake baju, lo perkosa gua ya? ihhh jauh jauh lo” Pemuda manis itu langsung bangun dan duduk sembari menyilangkan tangan nya di depan dada guna menutupi tubuhnya.
Bukannya menjawab, Oscar malah memandang Hivi dengan tatapan yang sulit di artikan.
“KOK DIEM SIH?” “Saya gak bakal ngelakuin itu kalo bukan kamu yang minta” Jawab nya dengan santai.
Dirinya yang minta? Hivi memperhatikan tubuh Oscar baik-baik. Disana terdapat banyak kissmark dan juga bekas cakaran di lengan pria itu, yang sudah pasti pelakunya itu dirinya sendiri.
“Be-beneran gua?” Tanya Hivi terbata-bata.
“Iya kamu, tadi malem kamu minum banyak banget, untungnya kamu gak di bungkus sama om om cabul disana.”
“Lah lo kan om om itu?”
“Beda lah, saya kan suami kamu”
Pipi Hivi bersemu, ia membayangkan malam panas mereka. Entah lah sebenarnya Hivi lupa apa yang terjadi semalam, namun jika di bayangkan itu membuat dirinya malu sendiri.
“Lo gak keluarin di dalem kan pak?” Tanya Hivi memastikan. “Tebak dong” “Lo pake kondom?” “Engga, saya keluarin semua sperma saya di dalam dan bonus nya air kencing saya haha.”
Mendengar itu Hivi sontak langsung memukul Oscar dengan bantal yang ada disana. “ANJING LO KIRA GUA TOILET?? nanti kalo gua hamil gimana bangsatt gua masih sekolah lagian gua gak mau anak gua punya bapak kaya lo!” Oscar terbahak mendengar ungkapan Hivi.
“Emang nya kenapa?” “Ya ngapain anak gua punya bapak kaya lo? lo aja gak mau punya anak, terus suka main cewek” Jawab Hivi sinis. “Lalu apa bedanya sama kamu?” “Yaa beda lah anjing, jangan samain sama gua! ih bangsat pokoknya kalo gua hamil awas aja lo”
Hivi hampir aja ngelempar lampu tidur yang ada disana, lampu itu ukuran nya cukup besar, untung nya Oscar dengan sigap menahan tangan Hivi.
“Emang nya mau ngapain?” “Kontol lo gua potong”
“Udah lah gua mau mandi” Lanjut Hivi, saat ia menyibak selimutnya. Hivi menganga melihat tubuh nya sendiri, di penuhi dengan kissmark.
“PAK TUA LO VACCUM CLEANER YA? yang bener aja sampe selangkangan gua lo kasih kissmark? BANGSAT LO”
“Hahaha kenapa sih? kan bagus tuh, karya saya” Oscar menarik Hivi untuk mendekat ke arah nya. Rasanya Hivi ingin menangis sekarang juga, gimana dia nutupin kissmark yang ada di leher sama dada nya.
“Tapi ini kebanyakan pak tua” “Bagus kok itu, saya mau mandi. Kamu mau ikut?”
“Gak, sana lo mandi” Usir Hivi pada Oscar. “Yakin kamu gak mau ikut? emang nya kamu bisa mandi sendiri? maksud saya, jalan sendiri?”
Setelah di pikir-pikir iya juga, bagian bawah nya kasih terasa ngilu dan perih.
“Oh gak mau? yaudah saya mandi duluan ya”
Oscar hendak turun dari tempat tidurnya, namun lengan nya di tahan oleh Hivi.
“Kenapa?” “Mau ikut” Cicit Hivi.
“Ayo sayang! lanjut ronde selanjutnya ya” Oscar langsung menggendong Hivi bridal style, dan membawa nya kekamar mandi.
“GAMAU DASAR CABUL”