Naflower
Keenan melajukan mobilnya menuju ke toko Abél
Sekitar lima belas menit berlalu Keenan sampai.
Disana emang terdapat tulisan close, karena hari ini hari Jum'at.
Walaupun begitu Abél dengan yang lain tetep berangkat buat selesaiin beberapa orderan yang belum selesai.
Keenan masuk ke dalam toko, tidak ada siapa-siapa disana.
“Kok gak ada siapa-siapa.” Gumam Keenan sambil melihat ke kana kiri.
Tak lama setelah itu pintu ruangan Abél terbuka, itu Winter. Ia menyembulkan kepalanya dari pintu, setelah melihat kalo itu beneran Keenan ia langsung menutup pintu itu lagi.
Keenan yang melihat itu hanya diam terheran-heran.
“Kak beneran CEO Keenan.” Ucap Winter pada Abél.
Mereka berempat emang udah dari tadi didalam ruangan Abél, tinggal nunggu Keenan aja.
“Iya? yaudah bentar ya.”
Abél keluar dari ruangannya, ia berjalan menghampiri Keenan yang sedang duduk di salah satu kursi disana.
“Hai kak.” Sapa Abél.
“Hai Abél, gimana udah selesai?” Tanya Keenan sambil membawa Abél ke dalam pelukannya.
Abél yang di perlakukan seperti itu hanya tersenyum lalu membalas pelukan Keenan.
“Udah semua kok, udah di ambilin juga sama yang order.”
Keenan mengangguk sambil mengelus surai halus Abél.
Pelukan itu terlepas. Abél menggenggam tangan Keenan dan mengajak Keenan buat masuk ke dalam ruangannya.
“Ayoo udah aku siapin semua.” Ajak Abél dengan tertawa pelan.
“Hahaha iya, ayo.” Keenan hanya pasrah waktu Abél narik tangan nya.
Ceklek
Pintu itu terbuka. Keenan dan Abél hanya diam di ambang pintu sembari melihat Winter dan teman-temannya sedang membungkuk menghadap mereka berdua.
“Kalian ngapain?” Tanya Abél heran.
“Selamat datang pak.” Alih-alih menjawab pertanyaan Abél, mereka malah mengucapkan selamat datang buat Keenan.
Keenan sama Abél yang melihat itu saling melihat satu sama lain.
“Astaga kalian gak perlu kaya gini, kaya sama siapa aja.” Ucapan Keenan membuat mereka bertiga berdiri tegap sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Hehehe.” Ya hanya itu jawaban mereka bertiga.
Nilza yang melihat Keenan sama Abél sedang bergandengan tangan langsung ternyata.
“Kalian pacaran ya?” Tanya Nilza.
Mendengar pertanyaan Nilza. Abél segera melepaskan tautan tangan mereka lalu berjalan ke arah sofa yang ada disana.
“E-enggak kok, udah-udah sini makan.” Jawab Abél dengan pipi yang memerah.
Nilza, Winter dan Gladis yang melihat respon Abél langsung melihat ke arah Keenan.
“Bentar lagi.” Ucap Keenan tanpa suara, lalu menyusul Abél.
Mereka bertiga yang melihat itu hanya bisa tersenyum senang, gak tau kenapa rasanya seneng aja gitu.
Ya mungkin biar bisa ngeledek Abél nanti.
“Kamu masak banyak banget bél.” Tanya Keenan sambil melihat masakan Abél.
“Ini mah sedikit kak, Winter, Nilza, Gladis sini.”
Ketiganya berjalan menghampiri Keenan sama Abél lalu duduk di sofa yang ada disana.
Mereka makan dengan tenang.
Di tengah-tengah sedang menikmati makanan lonceng depan berbunyi. Abél yang mendengar itu langsung menghampiri ke depan.
“Bentar ya, kayanya itu orang yang mau ambil bunga.”
Keenan dan yang lain hanya menganggukkan kepala mereka.
“Saya boleh minta tolong gak sama kalian?”
Mendengar pertanyaan Keenan mereka bertiga segera menatap Keenan.
“Minta tolong apa pak?” Tanya Gladis gugup.
“Hahaha kalian kenapa sih? takut sama saya?” Keenan tertawa melihat ekspresi mereka bertiga.
“E-enggak kok pak.” Jawab mereka terburu-buru.
“Santai aja, gausa panggil pak ya? panggil kak aja kaya kalian manggil Abél.” Ucap Keenan sambil menunjukan eyesmile nya.
Melihat itu mereka menghela nafas lega, mungkin mereka udah gak setakut tadi sama Keenan.
“Iya kak.” Jawab ketiganya.
“Oiya kak tadi mau minta tolong apa?”
“Jadi gini..”
Keenan mulai menjelaskan semuanya pada mereka bertiga.
“Boleeh boleeh nanti kita pasti bantu kak.” Jawab Winter sambil menunjukan dua jempol nya.
Keenan hanya tertawa melihat respon winter.
Tak lama setelah itu Abél datang menghampiri mereka.
“Kalian lagi bahas apa?”
“Enggak bél, kita cuma lagi bahas film yang di tonton winter, iya kan?” Tanya Keenan ke mereka bertiga.
“Iyaa kak, bener.”
Abél hanya mengangguk walaupun ia tidak paham, lalu mereka melanjutkan acara makannya sambil bercerita dan bergurau.
Setelah selesai makan dan membereskan semuanya mereka berlima kembali duduk di sofa.
“Bél aku pulang dulu ya? kalian jangan kemana-mana diam aja disini.”
“Emang kenapa kak?”
“Udah kalian disini aja dulu.”
“Saya titip Abél ya.”
“Iyaa kak.”
Setelah mengatakan itu Keenan pulang ke rumah orang tuanya.