Ngambek dikit


Selepas Oscar pergi ke kantor nya Hivi sibuk memaki Oscar dengan segala macam makian untuk suaminya itu.

“PAK TUA ANJIING LO, bisa-bisa nya gua masak banyak gini buat lo tapi lo malah sarapan sama cewek! awas aja lo gua datengin kantor lo terus gua paksa lo makan ini. Enak aja gua capek-capek masak malah gak di makan.” Omel Hivi dengan tangan yang sibuk menata makanan tadi ke dalam tempat makan sebelum ia pergi ke kantor Oscar.

Hivi melajukan motor nya menuju kantor suaminya, untungnya hari ini sekolah libur jadi Hivi bisa lama disana. Membutuhkan waktu 20 menit di perjalanan akhirnya Hivi sampai di kantor Oscar.

Pemuda manis itu menghampiri resepsionis untuk menanyakan dimana ruangan Oscar. “Misi mbak ruangan pak tua dimana ya? saya mau anterin makanan.” Tanya Hivi pada mbak mbak resepsionis itu dengan senyumam di wajah nya.

“Eh maaf, pak tua siapa ya?”

“Emmm Oscar, iya Oscar willonder. Dia CEO disini kan? gua gak salah perusahaan kan ini.” Jawab Hivi sambil memperhatikan sekitar.

“Oh engga mas, beliau emang CEO disini. Kalau boleh tau mas udah bikin janji sama beliau?” Tanya resepsionis itu lalu mengulum bibirnya sebab Hivi terlihat sangat menggemaskan sekarang.

“Engga sih, saya ngide aja kesini.”

“Loh gimana? atau mas ini keluarga nya?”

“Sini mbak saya bisikin aja.” Hivi menyuruh resepsionis itu mendekat lalu membisikan sesuatu. “Sebenernya saya ini suami nya mbak.” Bisik Hivi.

“HAHH?!” Teriak mbak itu sambil menutup mulutnya dengan tangan. “Yang bener mas?” Tanya resepsionis itu sambil berbisik.

“Ho'oh nih mbak liat sendiri foto nikahan saya sama pak tua.” Hivi memberikan handphone nya pada mbak mbak resepsionis, ia menunjukan foto diri nya sedang berciuman dengan Oscar di hari pernikahan nya.

“OMAIGAT LUCUU NYA.” Mbak mbak resepsionis itu bahkan sampai melompat-lompat kecil. “Oke boleh langsung ke ruangan aja ya, bentar dulu. PAK SINI PAK.” Resepsionis itu memanggil security. “Tolong anterin mas mas ini ke ruangan pak Oscar ya.”

“Silahkan mas.” Ucap resepsionis itu sambil membungkuk hormat. Lalu setelah nya Hivi pergi ke ruangan Oscar. “Buset ini perusahaan gede amat dah, kira-kira ruangan pak tua dimana nya.” Batin Hivi sambil memperhatikan sekitar.

“Sudah sampai, ini ruangan pak Oscar. Mari mas, saya pergi dulu.” Pamit security itu sambil membungkuk.

“Eh iya, makasih ya pak.”

Hivi membuka pintu itu tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia melihat Oscar yang sedang sibuk dengan berkas berkas di depan nya di temani dengan seorang perempuan yang ada di sebelah nya. Perempuan itu sibuk menggoda Oscar namun Oscar sama sekali tidak menghiraukam nya.

“Ekhem ekhem” Hivi berjalan mendekat ke arah Oscar.

“Eh kamu siapa, berani berani nya masuk ke ruangan pak Oscar tanpa mengetuk pintu.” Perempuan itu berdiri lalu menghampiri Hivi.

Hivi menatap tak suka pada perempuan itu, sedangkan Oscar hanya memperhatikan apa yang akan di lakukan suami kecil nya itu.

“Gini deh, gua tanya dulu lo itu siapa?” Tanya Hivi pada perempuan itu.

“Saya? ck saya Kyle sekertaris pak Oscar, kamu siapa?”

“Sekertaris apaan anjir, lonte ya? masa iya ada sekertaris yang kaya gitu ke bos nya, liat noh baju lo kurang bahan. Mana tete lo kebesaran lagi, gak engap lo baju nya kaya gitu haha.” Ujar Hivi yang membuat perempuan itu meremat baju nya sendiri dengan tatapan kesal. “Oiya lo nanya gua ini siapa? gua Hivi Shine suami nya Oscar.” Lanjut Hivi tepat di telinga Kyle.

“Hahaha ngaco kamu, mana mau pak Oscar sama bocah ingusan kaya kamu.” Kyle tertawa terbahak-bahak sembari memperhatikan Hivi dengan tatapan mengejek.

Hivi tersenyum simpul lalu manaruh makanan tadi di meja yang ada disana. Lalu berjalan mendekat ke arah Oscar, namun pergerakan Hivi tak luput dari pandangan Kyle. Dengan santai nya Hivi duduk di pangkuan Oscar sambil mengalungkan tangan nya pada leher suami nya.

“Sayangg masa dia gak percaya sih, aku kan suami kamu.” Ucap Hivi dengan nada mendayu, bahkan bibirnya sudah mengerucut lucu sekarang. “Kyle lebih baik kamu keluar sekarang, suami kecil saya sudah ada disini jadi kamu tidak perlu menemani saya lagi.” Tegas Oscar dengan tangan nya memeluk pinggang Hivi posesif.

“Kok dia gak mau pergi sih mas, aku gak mau liat dia disini.” Rengek Hivi lalu menyandarkan dirinya pada dada bidang suami nya. “Saya bilang keluar Kyle!” Bentak Oscar.

“Ck awas aja kamu.” Decak Kyle lalu melengos pergi dari sana.

“Kamu kenapa?” Tanya Oscar pada Hivi yang masih bersandar di dada nya.

Hivi turun dari pangkuan Oscar lalu mengambil makanan yang ia taruh di meja tadi dan berjalan lagi menghampiri Oscar.

“Gini ye pak tua, gua udah capek-capek masak MASA LO GAK MAU MAKAN ANJINGG? gua gak terima ya bangsat, makan sekarang juga.” Titah Hivi sambil memberikan makanan itu pada Oscar.

Oscar mengulum senyumnya. Hivi terlihat menggemaskan sekarang, bahkan pipi nya sempet memerah. “Saya sibuk, lebih baik kamu sendiri yang makan.” Jawab Oscar seadanya lalu kembali fokus pada berkas-berkas itu.

Hivi mendecak lalu masuk ke sela sela tangan Oscar dan duduk di pangkuan Oscar. Ia menghadap pada suami nya itu dengan mata yang berkaca. “Maapin gua, iya gua tau gua salah karena gua udah diemin lo sebulanan ini tapi lo jangan diemin gua dongg.” Hivi mengalungkan tangan nya pada leher Oscar.

“Kamu aja bisa kenapa saya engga?” Jawab Oscar santai, bahkan tangan Oscar sama sekali tidak menyentuh Hivi. “Ihh gaboleh anjing, gua gamau di diemin sama lo.” Akhir nya tangis Hivi pecah, dan itu cukup membuat Oscar panik sekaligus gemas dengan suami nya ini. “Kenapa gaboleh hm?”

“Ih lo mah gak tau gua udah bangun pagi-pagi demi nyiapin makanan itu buat lo eh lo nya malah sarapan sama cewek disini hiks” Isak nya sambil membenamkan muka nya pada dada Oscar. Oscar sedari tadi menahan tawa, namun ia tidak boleh tertawa takut Hivi malah semakin nangis.

Oscar melingkarkan tangannya pada pinggang si manis lalu mengecup kening Hivi. Pemuda itu mendongak, menatap Oscar dengan muka yang sudah memerah dan air mata yang masih bercucuran. Oscar tidak bisa menahan tawa lagi. “Hahaha jelek banget muka kamu.” Bohong, sebenarnya Oscar gemas dengan Hivi.

Oscar menghapus air mata Hivi dengan tangan nya sendiri lalu mencium kedua mata Hivi. “Udah jangan nangis, kita makan bareng ya, sayang?” Hivi mengangguk, ia sudah tidak menangis lagi namun masih terus terisak. “Maaf ya udah buat kamu nangis.” Oscar kembali memeluk Hivi lalu menumpukan dagu nya pada kepala Hivi sambil terus membisikan kata-kata maaf.

Beberapa menit kemudian isakan Hivi mulai berhenti. Oscar menperhatikan wajah Hivi dengan senyuman yang sudah tak bisa ia tahan lagi, Hivi nya sangat menggemaskan.

“Maaf, kedepannya saya janji lebih perhatiin kamu, kamu tau sendiri kan mereka cuma mainan saya? You are my wife, you are not comparable to them Hivi. You are the winner, even though I am still playing with that girl, you are still the winner.” Ucap Oscar sambil mengelus kedua pipi gembul Hivi.

“Aaaaaa jangan gitu anjing.” Bukannya menjawab perkataan Oscar tadi Hivi malah kembali menangis. “Eh kok nangis lagi.” Oscar mulai panik lalu mengelus-elus punggung Hivi agar kembali tenang.

“Gua gak bisa bahasa inggris bangsat, pake bahasa indonesia aja.” Ucap nya sambil memukul-mukul lengan Oscar.

“Ya Tuhan..” Batin Oscar.