Night


Katakan Oscar telat datang, saat ia sampai disana bukan Hivi lagi yang nge dj melainkan sang pemilik bar itu.

Suami kecil nya sedang berkumpul dengan teman teman nya, ia sengaja memilih table yang sedikit jauh dari table Hivi dan teman temannya agak ia tidak ketauan.

Oscar melihat Hivi minum banyak minuman alkohol, semua gerak gerik Hivi tak luput dari pandangan Oscar.

“Lo ngapa diem mulu dah? itu cewek-cewek pada mau sama lo kok gak lo ambil sih? lumayan ege.” Ujar Nelson yang sedang sibuk dengan perempuan di sebelahnya. Tidak dengan Oscar dan Morgan, kedua orang itu sedang sibuk memperhatikan target mereka. “Udah gak minat gua, buat lo aja dah sono.” Jawab Oscar santai sembari meneguk wine di gelas nya.

Saat ini jam sudah menunjukan pukul 23.36, Oscar melihat temen-temen Hivi pulang dan meninggalkan Hivi dan Kalle disana. Hampir semua temen Hivi mabok, cuma 3 orang yang engga. Jadi mereka bergantian membawa teman-teman nya untuk masuk ke mobil, saat itu lah Oscar dan Morgan menghampiri Hivi dan Kalle.

“Jadi target lo Kalle gan?” Oscar, pria itu mengeluarkan smirk nya lalu mengelus pipi suaminya yang sedari tadi mengoceh tidak jelas. “Iya, cocok kan buat gua?” Morgan terkekeh lalu menggendong Kalle bridal syle. “Duluan ya Car, keburu sadar ini anak.” Morgan pamit pergi dari sana dan berniat membawa Kalle ke rumah nya.

Oscar duduk di samping Hivi, lalu mengangkat Hivi untuk duduk di pangkuan nya. “Ih ini pak tua ya? ganteng banget sih suami gua.” Oceh Hivi sembari menangkup muka Oscar dan memberikan kecupan pada bibir suami nya itu.

“Iya, ini saya. Kamu mau apa kitten?” Oscar dengan santai nya memasukan tangan nya ke dalam baju Hivi, ia mulai mengelus perut rata suami kecilnya itu. “Gua tuh kesel banget sama lo, kenapa sih lo main sama cewek ituu?? ihh kenapa gak sama gua aja? jangan sama cewek-cewek itu Oscar gua kesepian.” Hivi mempoutkan bibir nya, ia mengalung kan lengannya pada leher Oscar.

“Hahaha katanya gapapa? kan kamu aja gak ngelarang saya kalo saya pergi sama cewek.” Pancing Oscar. Hivi menatap Oscar seolah-olah pemuda manis itu sedang frustasi. “Gua malu anjing, nanti jangan gitu lagi yaa? gua gak suka lo main sama cewek-cewek itu, lo waktu itu bilang gak pernah gituan sama cewek lo tapi tadi gua liat postingan lo kaya gitu.” Mata Hivi mulai berkaca-kaca, tangan nya sibuk memukul-mukul dada Oscar.

Pria tampan itu tersenyum simpul. “Jadi kamu cemburu hm?” Hivi menangguk. “Iyaa, gaboleh main cewek lagi Oscar, gamau.” Hivi mulai menitikkan air matanya, ia menatap Oscar penuh harap dengan bibir yang sudah mengerucut lucu.

“Eh vi.” Panggil Akim, tadi nya ia berniat untuk membawa Hivi dan Kalle ke mobil.

“Hivi biar saya yang bawa.” Oscar semakin mengeratkan pelukan nya, seolah tidak rela Hivi di bawa oleh temennya. “Oh gitu, ya-yaudah saya duluan ya pak.” Akim langsung berlari dari sana, setelah nya Oscar langsung mengangkat Hivi menuju mobil nya.

Ia manaruh Hivi di kursi sebelahnya, dan ia duduk di kursi pengemudi. Namun saat Oscar hendak menjalankan mobil nya ini merengek minta duduk di pangkuan Oscar.

“Mau duduk disitu, gamau disini.” Rengek Hivi sembari menggoyangkan lengan Oscar. “Sini sayang.” Oscar membiarkan Hivi untuk duduk di pangkuan nya.

Hivi menyamankan duduknya dan bersandar di dada Oscar. Tangan nya sibuk mengelus-elus perut Oscar, membayangkan gimana kalau dirinya duduk disana.

Tidak hanya itu, bahkan Hivi sekarang menciumi leher Oscar. Tanpa sadar pemuda manis itu memberikan beberapa kissmark lagi di leher Oscar. “Hihi lucu ya? ini karya Hivi, yang lain gak boleh okey? ini punya gua.” Hivi menatap Oscar dengan tangan yang sibuk mengelus kissmark bikinannya.

Oscar terkekeh melihat Hivi seperti itu, sangat berbeda ketika suami kecil nya itu dalam keadaan sadar. “I'm yours kitten.”

Setelahnya Oscar mulai menambah kecepatan, ia ingin cepat-cepat pulang dan meminta hak nya sebagai suami pada Hivi.