Pagi


Pagi ini rasanya sangat malas untuk bangun dari tempat tidur, seperti sekarang. Abél masih bergulung di selimutnya, mengabaikan panggilan Bunda nya yang sedari tadi minta Abél untuk bangun dan turun ke bawah.

Berbeda dengan Keenan dan Jielon, keduanya sudah siap mau menjemput Abél. Keenan sempat menelfon Abél berkali-kali namun tidak ada tanda-tanda Abél mengangkat telfonnya, jadi mereka memutuskan buat langsung ke rumah nya.

“Daddy, ka Abél lagi apa ya sekalang.” Tanya si kecil.

“Daddy juga gak tau prince, mungkin ka Abél masih tidur? nanti kamu bangunin ya.”

Bukannya mengangguk Jielon malah menggelengkan kepalanya.

“Loh kenapa? Jie gak mau?”

“Daddy saja, Jie mau main sama moma, popa.”

Keenan hanya mengangguk lalu fokus pada jalanan di depannya, perjalanan hanya sekitar lima belas menitan.

Mereka sudah ada di rumah Abél. Jie lagi main sama Batara di halaman belakang, sedangkan Winza sedang membuatkan coklat panas untuk si kecil.

“Jie mau main bola sama popa”

Keenan membiarkan Jie bermain sama orang tua nya Abél, ia lebih memilih buat naik ke atas untuk membangunkan calon istrinya itu.

Tanpa mengetuk pintu Keenan langsung masuk, ia tersenyum lalu berjalan ke arah ranjang Abél.

Dengan perlahan ia menyingkirkan rambut yang menutupi mata Abél. “Kamu cantik bél, lagi tidurpun tetep cantik, mommy cantik.” Keenan mengecup kedua mata indah Abél membuat si cantik itu bergerak tidak nyaman.

Bukannya berhenti Keenan malah mencium setiap inci muka Abél lalu masuk ke dalam selimut Abél.

Pria itu sedang menatap calon istrinya yang sedang bergumam tidak jelas.

“Sayang bangun, udah pagi loh ini. Jie aja udah main masa kamu masih tidur sih.” Ucap pria itu tepat di telinga Abél.

Dengan perlahan Abél membuka matanya, melihat siapa yang ada di depannya. Abél langsung memeluk Keenan, mendusel pada dada bidang calon suami nya itu.

“Aku masih ngantuk kak, mau kaya gini aja. Nyaman.”

Keenan terkekeh lalu membalas pelukan Abél.

“Iya kaya gini aja, kapan mau di bahas nya hm?”

“Bahas disini aja ya, aku males.”

“Iya sayang, disini aja. Aku kasih waktu lima belas menit, abis itu kamu harus mandi okey? kalo gamau biar aku aja yang mandiin.”

Ucapan Keenan mengundang pukulan dari Abél.

“Gak usah, aku bisa mandi sendiri.”

Keduanya sibuk berbincang sambil memeluk satu sama lain, membahas pernikahan, Jielon, pakaian yang akan mereka pakai, sampai Jielon datang menghampiri mereka. Si kecil udah capek makanya minta ke Abél buat charger energi.