Pulang
Saat ini Hivi sedang berdiri di depan pintu rumah nya, ia merasa takut untuk masuk ke dalam rumah. Ia takut Oscar akan memarahi nya nanti, dengan hati-hati pemuda manis itu membuka pintu.
Hivi sedikit menyembulkan kepalanya untuk melihat ke dalam, untungnya tidak ada Oscar disana jadi Hivi bisa langsung masuk ke dalam.
Pemuda manis itu berjalan pelan, berusaha tidak membuat suara sedikitpun. Namun tiba-tiba ia mendengar suara orang berlari dari atas tangga, itu Oscar.
“Sayang kamu darimana? kenapa seharian ini kamu gak aktif? kamu baik-baik aja kan, gak ada yang luka?” Oscar langsung memberikan banyak pertanyaan pada Hivi, sembari memutar-mutar tubuh suami kecil nya itu untuk mastikan bahwa Hivi baik-baik saja.
“Gua baik pak tuaa, maaf lupa ngabarin. Seharian ini gua ikut ayah mancing, tadi pagi ayah dateng kesini makanya gua ikut” Mendengar penjelasan Hivi, Oscar menghela nafas lega lalu memeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu.
“Syukur lah kalo gitu, saya takut kamu kenapa-kenapa Hivi”
“Lo nyariin gua?”
“Iya lah! bahkan saya sampai tanya ke teman-teman kamu, tanya ke Ibun, ke Mommy, ke Jeremy, saya juga nyuruh teman-teman saya buat cari kamu. Lain kali jangan kaya gini ya? kalo mau pergi kabarin saya dulu sayang” Ujar nya sembari menciumi rambut Hivi.
“Maaf ya, gua bikin lo khawatir” Hivi menundukan kepalanya, pemuda manis itu tidak berani menatap muka Oscar. “Gua kira lo gak bakal nyariin gua, kan katanya hari ini lo mau main golf sama temen lo” Lanjutnya.
Oscar menghelas nafas kasar, ia menangkup pipi Hivi dan mendongakkannya agar menatap dirinya.
“Kalau kamu pergi tanpa kabar kaya gini saya pasti nyariin kamu sayang, saya tau kamu pasti bosan kan di rumah kalau saya pergi, makanya kamu ikut ayah mancing?” Hivi mengangguk, ia memang sering merasa bosan jika Oscar tidak ada di rumah.
“Boleh sayang kamu ikut ayah, tapi kamu harus bilang ke saya dulu. Kalo ginikan semua orang khawatir nyariin kamu hilang kemana” Tutur Oscar selembut mungkin agar Hivi mau mengerti, pemuda manis itu sudah mengerucutkan bibir gemas.
“Hiks maafin gua Oscar” Tangisan Hivi akhirnya pecah juga, pemuda manis itu memeluk erat tubuh suaminya.
“Nanti jangan di ulangi ya sayang” Hivi mengangguk lucu lalu ia menatap Oscar dengan muka yang sudah memerah karena menangis. “Dimaafin gak Hivinya?” Tanyanya disertai dengan isakan.
Melihat itu Oscar malah terkekeh gemas, pujaan hatinya itu sangat lucu. “Iya dimaafin sayang, Oscar maafin Hivi. Udah ya jangan nangis lagi, nanti mata kamu sakit” Oscar mengusap air mata Hivi lalu mengecup kedua mata suami kecilnya itu.
“Yaudah gih kamu mandi, buat makan malam kita pesen aja ya? biar kamu gak capek masak” Alih-alih melepaskan pelukan mereka, Hivi malah semakin mengeratkan pelukannya. Oscar menatap Hivi heran, apa ada yang Hivi inginkan? pikir Oscar.
“Mandiin..” Cicit Hivi pelan, sangat pelan.
Oscar terdiam sebentar, lalu tersenyum senang menatap Hivi. “Apa hm?” Goda Oscar.
“Mandiin ih” Rengek Hivi sembari menghentakkan kakinya.
Melihat itu Oscar tertawa puas lalu menggendong Hivi brindal style dan berjalan ke kamar mandi.
“Sumringah banget mukanya” Cibir Hivi menatap muka Oscar.
“Jelas dong, kesempatan gak dateng dua kali sayang”