Rujak lagi


Sesuai apa yang Hivi janjikan pada Oscar, ia akan membuatkan Oscar rujak yang sama seperti yang ia makan dengan teman-temannya.

Hivi pun mencicipi sambal bikinannya, dirasa sudah cukup ia langsung menyiapkan sambal itu pada mangkuk kecil.

Sementara Oscar, pria tampan itu disuruh untuk mengupas dan memotong-motong buah.

“Sayang, kaya gini kan?” tanya Oscar sembari menunjukan buah yang sudah ia potong-potong.

“Iyaa, tapi jangan kecil-kecil banget Mas” jawab Hivi.

Oscar pun mengangguk lalu kembali memotong-motong buah. Hivi sudah menyiapkan sambal, dan juga membuat minum untuk mereka berdua.

“Udah kan segini aja?” pertanyaan itu di angguki oleh Hivi, lalu Hivi kembali menyuruh Oscar untuk membawa buah itu ke kamar.

Mereka memang berniat untuk makan di kamar, sembari menonton drama korea yang di rekomendasikan oleh Hivi.

Episode demi episode mereka menonton, tentunya dengan memakan rujak yang tadi.

“Enak, kamu gak mau jualan ginian? pasti laris banget” tanya Oscar dengan nada bercanda.

“Ngapain? suami gua kaya, buat apa gua kerja? kalo gua kerja sayang banget duit lo gak ada yang abisin Mas” balas Hivi seraya menepuk-nepuk pipi Oscar.

“Hahaha iya iyaa, sayang. Abis baby el lahir apa kamu mau ngelanjutin karir kamu?”

Bukan apa-apa, Oscar hanya takut kalau Hivi melanjutkan karir nya menjadi seorang model, sementara dirinya juga sibuk dengan kerjaannya. Siapa yang akan merawat baby el? ia tidak mau kalau baby el di asuh oleh baby sitter ataupun merepotkan orang tua dan mertuanya.

“Engga deh mas, aku mau di rumah aja sama baby el. Lagipula peran aku buat baby el itu penting banget kan? aku mau jadi papi yang baik buat baby el” jawabnya dengan santai sambil mengelus-elus perutnya.

Mendengar jawaban Hivi, Oscar tertegun. Hivi menyebut dirinya pakai aku bukan gua lagi, setelahnya pria tampan itu tersenyum lebar hingga membuat yang lebih muda terheran-heran.

“Kenapa dah?”

“Sekarang ngomong nya pake aku hm? good boy kitten” godanya sembari mengecup pipi gembul Hivi yang langsung membuat pipi itu bersemu.

“Maksudnya, gua. Iya gua mau jadi papi yang baik buat baby el” jelas Hivi dengan terbata-bata.

“Pake aku-kamu aja dong, masa bentar lagi punya baby masih pake gua-lo. Kan gak bagus sayang, yaa?”

Pria tampan itu menatap penuh harap pada Hivi, sudah lama ia mengharapkan itu. Mungkin sekarang emang waktu yang tepat buat minta Hivi pake aku-kamu bukan gua-lo lagi.

Melihat itu pun Hivi tersenyum paksa, apa-apaan suaminya ini? biasanya kalo Oscar sedang seperti ini Hivi tinggal pergi, tapi sekarang badan Hivi seakan dikunci oleh Oscar agar tidak pergi.

“Iya iya, pake aku-kamu” jawabnya pasrah yang langsung mengundang teriakan dari Oscar yang baru saja melepas pelukannya.

“YESSS, EL PAPI MU MAU EL” sorak Oscar senang, bahkan muka pria itu sangat sumringah sekarang.

Hivi hanya melongo melihat Oscar, dengan perlahan ia beranjak turun dan keluar dari kamar meninggalkan Oscar yang masih bersorak didalam.