Rumah


Abél sudah ada di depan rumah Keenan, ia menekan bel yang ada disana.

Tak perlu waktu lama pintu itu terbuka. Pintu itu di buka oleh Keenan yang sedang menggendong Jie, ia menurunkan Jie sebab anak itu merengek minta turun.

“Kakaa, miss youu.” Ucap Jie sambil memeluk kaki jenjang Abél.

Abél tersenyum hangat lalu mengangkat Jie untuk di gendong. “Miss you too prince.”

“Me?” Ucap Keenan tiba-tiba.

Abél terkekeh lalu mendekat ke arah Keenan. “You too, i miss you kak.” Abél mencium pipi Keenan dengan cepat lalu masuk ke dalam.

Keenan? pria itu sedang senyum-senyum seperti orang gila sekarang, bahkan ia menggigit boneka yang tadi di bawa Jie.

“Di cium, di cium. Saya di cium Abél.” Gumam Keenan sambil mengelus pipi yang tadi di cium Abél.

Pria itu menutup pintu lalu menyusul Abél dan Jie ke dalam. Sesampainya di kamar Keenan. Abél menurunkan Jie di atas kasur, saat Abél ingin bangun Jie menahan nya.

“Kakaa Jie masih ngantuk, mau bobo.” Ucap si kecil sambil mengerucutkan bibirnya.

“Iya iya sayang sini.”

Jie masuk ke dalam dekapan Abél, si kecil itu mendusel pada dada Abél. Sedangkan Abél hanya diam sambil menepuk-nepuk pantat Jie pelan agar si kecil cepat tertidur lagi.

Tidak butuh waktu lama Jie sudah kembali terlelap, bahkan pelukannya sudah di lepas.

Abél turun dengan perlahan, ia berjalan mendekat ke arah Keenan yang sedang duduk menghadap koper yang masih belum ada isinya itu.

Baru aja Abél duduk, namun dengan cepat Keenan menarik Abél sampai jatuh di atas pangkuannya.

“K-kenapa kak?” Tanya Abél gugup.

“Yang sebelah sini belum di cium, nanti iri loh.”

Abél terkekeh lalu mencium pipi Keenan yang satunya.

Cup

“Udah kan?”

Keduanya tertawa, bahkan mereka sedang berpelukan sekarang.

Minimal nikah dulu woi

Sekitar 20 menit pelukan itu di lepas. Abél harus membantu Keenan packing barang.

Keenan hanya diam melihat Abél membereskan barang-barangnya, paling pria itu hanya memberi tau Abél apa saja yang akan ia lakukan disana. Keenan sama sekali gak milih baju, semuanya Abél yang milihin.