Sadar
Oscar sudah sampai di rumah sakit, setelah menerima pesan dari Kalle pria itu langsung bergegas pergi, ia sangat merindukan Hivi nya.
Saat sudah sampai di depan pintu Oscar terdiam sebentar, ia mengambil nafas dalam dalam lalu tersenyum tipis sebelum ia membuka pintu itu.
Ceklek
“Kak kita keluar yuk? aku pengen beli kopi yang ada di depan” Ajak Kalle pada Morgan, ia ingin Oscar dan Hivi memiliki waktu berdua.
Setelah kepergian Kalle dan Morgan tadi, Oscar segera mendekati Hivi. “Hallo sayang” Sapa nya dengan senyum manis yang terukir pada bibirnya.
Hivi tersenyum senang. “Hallo pak tua, kangen gak?” Tanya nya dengan nada manja.
“Banget, saya kangen banget sama kamu. Maaf ya waktu itu saya gak sempet bantuin kamu” Keluh nya sembari menundukan kepala, tangan nya masih terus menggenggam tangan Hivi.
“Lah jadi yang nolongin gua bukan lo pak?” Jujur aja Hivi juga kaget, perasaan dia yang nolongin itu Oscar. “Bukan, tapi Laskar” Jawab nya.
“Ih kok bukan lo sih! Padahal gua udah ngarep lo yang nolongin gua, bangsat lo sibuk mulu” Hivi menarik tangan nya dari genggaman Oscar lalu mengalihkan pandangan nya.
Oscar mengambil tangan Hivi lagi, lalu ia mengecup kedua tangan Hivi. “Maaf sayang, mau saya ceritain?” Mendengar itu Hivi langsung melihat Oscar. “MAU!! Eh gua baru sadar, kok lo luka luka gini sih? abis berantem?” Tanya nya, Oscar bisa melihat raut wajah Hivi yang begitu khawatir akan dirinya.
“Abis berantem gak ya?” “Ngeselin lo pak, sini deh tiduran samping gua” Hivi menepuk-nepuk di sebelah nya, untung nya Oscar meminta ruang VIP jadi nya dapet kasur yang lebih besar.
Oscar naik dan tiduran di sebelah suami kecil nya itu. “Mauu peluk!” Rengek Hivi. “Haha sini sini” Oscar langsung menarik tubuh Hivi ke dalam pelukan nya.
Hivi paling suka di peluk Oscar, rasanya nyaman. “Lo luka aja tetep ganteng ya” Hivi terus memandang kagum wajah suami nya itu.
“Kamu juga” “Apa?” “Kamu cantik, istri saya selalu cantik” Ucap nya sembari memberikan kecupan pada bibir Hivi.