Saran Laskar


Setelah membalas pesan Laskar, Oscar menatap Hivi yang sedang menyantap buburnya dengan tenang.

“Sayang” panggil Oscar yang di balas deheman oleh Hivi. “Kalo kamu coba pake test pack mau gak?” lanjut Oscar sambil menggenggam tangan yang lebih muda.

“Oke” balas Hivi singkat dan kembali memakan buburnya, melihat itu Oscar malah terkekeh, pria tampan itu mengelus pipi gembul Hivi sebelum ia kembali memakan buburnya.

Setelah menyelesaikan sarapan tadi, keduanya kembali masuk kedalam mobil. Oscar mengendarai mobilnya dengan satu tangan dan tangan satu laginya menggenggam tangan yang lebih muda.

“Kenapa kepikiran mau test pack? kan gua gak mual-mual” tanya Hivi dengan ekspresi polosnya.

“Gapapa, akhir-akhir ini kamu beda banget dari biasanya sayang. Kamu jadi lebih manja, gak mau jauh-jauh dari saya, kamu juga lebih sensitif. Saya pikir gak ada salahnya kita mencoba kan” jelas Oscar pada Hivi dengan lembut, ia juga sempet mengecup punggung tangan Hivi di akhir katanya.

“Kalo hasilnya negatif gimana?” tanya Hivi dengan suara lirih, pemuda itu menunduk sambil memainkan jemari Oscar.

Oscar tersenyum tipis, tangan nya ia angkat untuk mengelus surai halus Hivi. “Gapapa sayang, saya juga gak maksa kamu buat hamil. Ini mah buat memastikan aja, kalo hasilnya positif kan kita bisa mikirin kedepannya buat si Dede” Oscar berkata selembut mungkin agar yang lebih muda tidak mikir yang macam-macam.

Hivi terdiam sejenak, benar juga apa yang dikatakan Oscar. Akhirnya pemuda itu menggangguk lalu berseru. “Okee deh, ayoo kita test”

“Ayoo” sahut Oscar, pria itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Melihat Hivi yang tersenyum bahagia, itu membuat hatinya tenang.