Hivi
Sudah 2 hari Hivi berbaring lemah di kasur rumah sakit, selama itu juga Oscar menemani nya disana. Bahkan Oscar sama sekali tidak ingin meninggalkan Hivi walaupun hanya 1 menit pun, namun ia juga harus bersih-bersih.
Tepat setelah Hivi dilarikan ke rumah sakit, Oscar menyusul Hivi dengan pakaian yang penuh dengan noda darah, badan nya penuh dengan luka lebam dan goresan pisau, serta muka tampan nya kini terlihat beberapa luka disana.
“Hivi sayang, ini udah 2 hari loh. Kamu gak mau bangun?” Monolog Oscar sembari mengelus tangan Hivi, pria tampan itu mencoba untuk tersenyum tegar saat ia berada di ruangan Hivi.
Namun ia tetep tidak bisa menahan itu, matanya mulai berkaca-kaca hingga tetesan air mata keluar dari mata indah nya.
Laskar sedari tadi memperhatikan Oscar dari ambang pintu. “Dia bener-bener tobat ya? cih dasar ngeyel” Gumam nya sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.
Tak terasa hari sudah mulai menjelang malam. Oscar masih setia di samping Hivi, ia juga sempat tertidur di samping suami kecil nya itu.
Oscar selalu berharap ketika dirinya terbangun dari tidur nya, Hivi sudah siuman dan sedang mengelus rambut nya seperti biasa.
“Pak pak” Kalle datang menjenguk Hivi dengan Morgan, tepukan pada pundak nya itu membuat Oscar terbangun. “Kenapa?” Tanya nya lirih.
“Udah mau malem ini, mending bapak pulang dulu deh. Hivi biar saya sama kak Morgan yang jaga, bapak cukup mandi aja udah kalo soal makan malem tadi kita udah beli kok” Ujar Kalle sembari menggenggam tangan kekasihnya itu.
Sebelum menjawab Kalle, Oscar lebih dulu melihat ke arah Hivi. Lalu mengangguk, setidak nya ada yang menemani Hivi.
“Tolong jaga Hivi ya” Oscar berdiri lalu pergi dari sana, ia berniat untuk bersih-bersih badan dan membeli beberapa makanan kesukaan Hivi. Ia berharap ketika ia datang lagi kesana Hivi nya sudah siuman.
Setelah kepergian Oscar. Kalle duduk di kursi yang tadi di duduki Oscar, dengan perlahan ia memegang tangan Hivi.
“Anjing lo pi, belum juga lo lawan sama Bima udah kaya gini aja, pi maapin gua ya? waktu itu handphone gua mati”
“Pi lo gak mau sadar? laki lo udah kaya orang gak di urus haha rada kasian sebenernya, lo juga. Kok bisa kaya gini? mana Hivi yang selalu bilang “gua bukan cupu” “elah 15 orang bukan apa-apa buat gua” sekarang cuma 10 orang aja udah kaya gini. Lo lagi kenapa sih pi?” Ujar nya sembari terus mengelus tangan Hivi.
Namun sayangnya tidak ada pepatah jawaban pun dari Hivi, pemuda manis itu masih terus terbaring lemah.