Telor
Hivi sekarang ada di kamar yang ada di ruangan Oscar, setelah menangis dan makan bareng tadi Hivi mengantuk jadi ia tertidur disana. Sebenernya tadi Hivi tidur di pangkuan Oscar, pemuda itu terus mengoceh dan sesekali Oscar meladeni Hivi walaupun ia sedang sibuk dengan pekerjaan nya.
Pemuda manis itu perlahan membuka matanya, ia melihat Oscar sedang duduk di sebelahnya. Oscar sibuk dengan laptop di depannya sampai ia tidak sadar kalo Hivi sudah bangun. “Ini ruangan apa?” Tanya Hivi dengan mata yang kembali memejam.
Antensi Oscar langsung tertuju pada Hivi, pria tampan itu tersenyum lalu meletakkan laptop nya di atas nakas dan dirinya ikut berbaring dengan Hivi.
“Baru bangun tuan putri?” Tanya nya sambil terkekeh. Hivi yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas, dengan perlahan ia mendekat ke arah Oscar minta untuk di peluk. “Mau peluk.” Oscar tertawa pelan lalu menarik Hivi untuk masuk ke dalam pelukan nya.
“Pak tua lo jangan gitu dong, gua gak peduli ya anjing, lo tetep harus makan masakan gua, kalo gak mau gua paksa beneran.” Omel Hivi yang sebenarnya masih kesal dengan Oscar perihal tadi pagi. “Iya iya, berandalan apa sih kamu? masa kaya gini doang nangis, kalo turun ke jalanan kena celurit nangis gak?” Tanya Oscar dengan nada bercanda, sedari tadi Oscar tidak bisa menahan senyum nya, Hivi semakin terlihat seperti telor sekarang.
“Engga lah, yakali gua nangis. Lagian gua tiap turun kaga pernah kena senjata mereka, ya pernah sih tapi pisau doang kena pinggang gua.” Jawab Hivi dengan bangga, Oscar yang melihat itu hanya mengangguk saja. “Nanti kalo udah lulus tetep mau turun ke lapangan?” Hivi menggeleng, ia mengingat sesuatu.
“Engga juga, sekarang aja gua udah gak pernah ikut tawuran lagi. Setelah di pikir-pikir kaga ada gunanya gua kaya gitu, enak balapan.”
“Kalo ada yang nyerang kamu gimana?” Oscar mengelus punggung Hivi, seolah ia tidak memperbolehkan Hivi lepas dari pelukan nya. “Ya gua serang balik lah, lagian gua bukan orang cupu kok.”
“Hahaha iya deh, tapi kenapa tadi pagi nangis? kan saya gak apa-apain kamu.” Hivi mendorong Oscar pelan lalu mendongak dan menatap muka Oscar. “Gua juga gak tau pak, rasanya nyesek aja gitu. Gua gak terima lo sarapan sama cewek itu, jahat banget sih kan harusnya sama gua.” Ucap Hivi kesal sembari memukul-mukul dada Oscar lumayan kencang.
Oscar kembali tertawa saat ia mengingat gimana Hivi nangis tadi. “Haha kan saya udah minta maaf, mau di maafin gak?” Tanya Oscar sambil memainkan pipi gembul Hivi.
Hivi berpikir sebentar lalu tersenyum sambil mengangguk. “Iya di maafin.” Setelah nya Oscar dan Hivi sama-sama tertawa.
Mereka saling berbincang satu sama lain dengan posisi yang masih berpelukan. Di sertai dengan lagu-lagu yang sebelumnya sudah di putar oleh Oscar, lagu itu menambah kesan romantis untuk pasangan muda ini.