William Khatza


Usai membalas pesan Khatza. Oscar mematikan rokok nya lalu menoleh pada Arthur yang masih menikmati rokok nya. “Udahan sebat nya, sekarang ayo ke Cafe enhy” Ucap Oscar sembari mengambil rokok Arthur dan mematikan rokok itu.

“Haelah ngapain sih udah jam segini, udah tutup kali tuh Cafe” Celetuk Arthur yang hendak menyalakan rokok yang baru ia keluarkan tempatnya.

“Tadi sepupu Yola chat gua, katanya dia mau ketemuan. Udah lah buru, gua mau tidur abis ini” Oscar langsung berdiri dan menaiki motornya, menghiraukan Arthur yang menolak untuk ikut. “Lo kalo gak ikut gua keluarin dari Oliver”

Arthur menghela nafas berat. “Gini amat gua punya ketua” Batin nya sebelum ia berdiri dan naik ke motornya. Oscar lebih dulu pergi dan Arthur mengikuti di belakang Oscar.

Membutuhkan waktu 15 untuk sampai di Cafe itu, setelah sampai disana Oscar dan Arthur memarkirkan motor mereka dan masuk ke dalam Cafe itu. Tidak terlalu ramai, hanya sisa beberapa orang saja.

Oscar melihat ke sekeliling, matanya tertuju pada perempuan yang melambaikan tangan nya seolah mengajak Oscar untuk mendekat, perempuan itu duduk dengan seorang lelaki yang Oscar sendiri tidak tau itu siapa.

Akhirnya Oscar menghampiri kedua orang itu. “Oscar ya?” Oscar mengangguk. “Yaudah duduk dulu, kalian mau pesen minuman dulu atau makanan?” Tanya Khatza pada Oscar dan Arthur. “Gausa deh, langsung aja”

“Sebelumnya kenalin ini William, dia juga sepupu Yola. Oscar, lo harus hati-hati sama Yola”

“Yola itu obsessed banget sama lo, waktu itu gua sama Khatza masuk kamar nya disana ada foto lo banyak banget. Terus juga tadi lo abis ketemu Yola kan?” Sambung William yang di angguki oleh Oscar.

“Yola emang gitu ya? maksud gua, pembunuh?” Tanya Oscar ragu-ragu, mendengar pertanyaan Oscar. William dan Khatza menghela nafas kasar.

“Yola tuh dulu nya anak baik-baik Car, tapi waktu dia SMP kelas 8 ortu nya mulai sering berantem, entah itu masalah ekomoni atau soal perselingkuhan mereka. Sampe waktu Yola awal masuk SMA apa ya? Papa nya Yola mabuk, disitu beliau hampir membunuh Yola sama Mama nya. Padahal dulu tuh Yola paling deket sama papa nya, sampe di bikinin jam tangan, tapi semenjak kejadian itu Yola bener-bener benci sama papa nya. Terus waktu Yola kelas 2 SMA Mama Papa nya cerai dan Mama nya nikah lagi sama kepsek sekolah kalian, sekarang Yola satu sekolah kan sama kalian? semenjak itu Yola jadi kaya gini Car, waktu dia masih di SMA Jati Wesa juga sama. Dia obsessed sama salah satu siswa disana sampe dia ngelukai siapapun orang yang deket sama cowok itu, terus pas kelas 3 SMA ini dia di keluarin eh malah masuk sekolah lo.”

“Pantesan aja gua tuh pas dia masuk kaya heran aja gitu, tinggal 3 bulan lagi lulus malah pindah” Celetuk Arthur yang sedari tadi diam.

“Makanya lo harus hati-hati Car, dia aja rela ngebunuh Papa nya gimana ke orang lain coba. Tapi lo tenang aja, Yola selalu cerita ke kita jadi kalo ada apa-apa ntar Khatza ngabarin lo Car intinya lo harus waspada aja ya” Ucap William, Oscar hanya diam mendengarkan ucapan William dan Khatza. Pemuda itu masih sibuk dengan pikiran nya sendiri, sampai William menepuk pundak Oscar.

“Iya gak?” Oscar mengangguk lalu tersenyum. “Iya, makasih ya tolong banget ini mah”

“Santai aja” William ikut tersenyum lalu meminum minuman nya.

Oscar dan Arthur pamit untuk pulang, sedangkan Khatza dan William masih ingin disana.

“Jadi gimana?” Tanya Arthur tiba-tiba. “Kita liat aja nanti” Jawab Oscar seadanya.