Bou


“Mas, gapapa Abang sama Ibun Ayah? aku takut ngerepotin mereka” ucap Hivi lirih. Sebenenya ia juga tidak rela kalau Ajidan harus bersama Ayah dan Ibu nya walaupun itu hanya 1 minggu.

“Gapapa sayang, lagipula Ayah sama Ibun juga seneng kan. Malah mereka yang bilang kalau Abang disananya 1 minggu, biarin aja sayang, biar Abang makin akbrab sama Oma Opanya” tutur Oscar dengan lembut, seraya mengelus surai halus lelaki manis itu.

Mendengar itu akhirnya Hivi mengangguk, yang dikatakan suaminya memang benar.

“Aku kangen mas, kaya gini sama kamu” ungkap lelaki manis itu dengan senyuman manis yang terukir indah diwajahnya.

“Mas juga kangen sayang, baby el gimana selama kamu disana? anak kita gak nakal kan di dalem sini?” tanyanya sambil mengelus perut Hivi yang sudah lumayan membesar.

“Engga mas, kayanya baby el ngerti kalau dia cuma berdua sama aku jadinya gak pengen yang aneh-aneh” yang lebih tua tertawa mendengar apa yang diucapkan suami kecil nya itu.

“Bagus dong, berarti anak kita dengerin apa yang mas bilang semalem nya”

“Emang mas bilang apa?”

“Mas bilang kaya gini. Hallo anakku, besok Papi kamu mau pergi sama Oma kamu selama 3 hari. Tolong kerjasamanya ya nak, soalnya kalian hanya berdua disana, tanpa Daddy, tanpa Abang juga. Walaupun ada Oma kamu, beliau pasti sibuk juga sama kerjaan nya. Nanti kamu jangan nakal ya? jangan kepengen yang aneh-aneh, i love you jagoan Daddy.”

Hivi terkekeh mendengarnya. “Oh gitu ya? terimakasih ya Daddy, udah bilang kaya gitu ke baby el biar baby el nya nggak nakal haha lucu banget sih”

Oscar juga ikut terkekeh, lelaki tampan itu menciumi setiap inci muka lelaki manis di dekapannya.

“Sama-sama sayang” ucapnya.

Keduanya kembali terdiam, saling memeluk satu sama lain sembari menatap bintang-bintang yang berkilauan di langit.

Saat ini mereka berada di balkon, dengan musik yang mengalun indah dari turntable vinyl yang memutar salah satu lagu dari Zack Tabudlo.

I want you to know I love you the most I'll always be there right by your side Cause baby, you're always in my mind Just give me your forever

Give me your forever – Zack Tabudlo


“Mas, gapapa Abang sama Ibun Ayah? aku takut ngerepotin mereka” ucap Hivi lirih. Sebenenya ia juga tidak rela kalau Ajidan harus bersama Ayah dan Ibu nya walaupun itu hanya 1 minggu.

“Gapapa sayang, lagipula Ayah sama Ibun juga seneng kan. Malah mereka yang bilang kalau Abang disananya 1 minggu, biarin aja sayang, biar Abang makin akbrab sama Oma Opanya” tutur Oscar dengan lembut, seraya mengelus surai halus lelaki manis itu.

Mendengar itu akhirnya Hivi mengangguk, yang dikatakan suaminya memang benar.

“Aku kangen mas, kaya gini sama kamu” ungkap lelaki manis itu dengan senyuman manis yang terukir indah diwajahnya.

“Mas juga kangen sayang, baby el gimana selama kamu disana? anak kita gak nakal kan di dalem sini?” tanyanya sambil mengelus perut Hivi yang sudah lumayan membesar.

“Engga mas, kayanya baby el ngerti kalau dia cuma berdua sama aku jadinya gak pengen yang aneh-aneh” yang lebih tua tertawa mendengar apa yang diucapkan suami kecil nya itu.

“Bagus dong, berarti anak kita dengerin apa yang mas bilang semalem nya”

“Emang mas bilang apa?”

“Mas bilang kaya gini. Hallo anakku, besok Papi kamu mau pergi sama Oma kamu selama 3 hari. Tolong kerjasamanya ya nak, soalnya kalian hanya berdua disana, tanpa Daddy, tanpa Abang juga. Walaupun ada Oma kamu, beliau pasti sibuk juga sama kerjaan nya. Nanti kamu jangan nakal ya? jangan kepengen yang aneh-aneh, i love you jagoan Daddy.”

Hivi terkekeh mendengarnya. “Oh gitu ya? terimakasih ya Daddy, udah bilang kaya gitu ke baby el biar baby el nya nggak nakal haha lucu banget sih”

Oscar juga ikut terkekeh, lelaki tampan itu menciumi setiap inci muka lelaki manis di dekapannya.

“Sama-sama sayang” ucapnya.

Keduanya kembali terdiam, saling memeluk satu sama lain sembari menatap bintang-bintang yang berkilauan di langit.

Saat ini mereka berada di balkon, dengan musik yang mengalun indah dari turntable vinyl yang memutar salah satu lagu dari Zack Tabudlo.

I want you to know I love you the most I'll always be there right by your side Cause baby, you're always in my mind Just give me your forever

Give me your forever – Zack Tabudlo


“Mas, gapapa Abang sama Ibun Ayah? aku takut ngerepotin mereka” ucap Hivi lirih. Sebenenya ia juga tidak rela kalau Ajidan harus bersama Ayah dan Ibu nya walaupun itu hanya 1 minggu.

“Gapapa sayang, lagipula Ayah sama Ibun juga seneng kan. Malah mereka yang bilang kalau Abang disananya 1 minggu, biarin aja sayang, biar Abang makin akbrab sama Oma Opanya” tutur Oscar dengan lembut, seraya mengelus surai halus lelaki manis itu.

Mendengar itu akhirnya Hivi mengangguk, yang dikatakan suaminya memang benar.

“Aku kangen mas, kaya gini sama kamu” ungkap lelaki manis itu dengan senyuman manis yang terukir indah diwajahnya.

“Mas juga kangen sayang, baby el gimana selama kamu disana? anak kita gak nakal kan di dalem sini?” tanyanya sambil mengelus perut Hivi yang sudah lumayan membesar.

“Engga mas, kayanya baby el ngerti kalau dia cuma berdua sama aku jadinya gak pengen yang aneh-aneh” yang lebih tua tertawa mendengar apa yang diucapkan suami kecil nya itu.

“Bagus dong, berarti anak kita dengerin apa yang mas bilang semalem nya”

“Emang mas bilang apa?”

“Mas bilang kaya gini. Hallo anakku, besok Papi kamu mau pergi sama Oma kamu selama 3 hari. Tolong kerjasamanya ya nak, soalnya kalian hanya berdua disana, tanpa Daddy, tanpa Abang juga. Walaupun ada Oma kamu, beliau pasti sibuk juga sama kerjaan nya. Nanti kamu jangan nakal ya? jangan kepengen yang aneh-aneh, i love you jagoan Daddy.”

Hivi terkekeh mendengarnya. “Oh gitu ya? terimakasih ya Daddy, udah bilang kaya gitu ke baby el biar baby el nya nggak nakal haha lucu banget sih”

Oscar juga ikut terkekeh, lelaki tampan itu menciumi setiap inci muka lelaki manis di dekapannya.

“Sama-sama sayang” ucapnya.

Keduanya kembali terdiam, saling memeluk satu sama lain sembari menatap bintang-bintang yang berkilauan di langit.

Saat ini mereka berada di balkon, dengan musik yang mengalun indah dari turntable vinyl yang memutar salah satu lagu dari Zack Tabudlo.

I want you to know I love you the most I'll always be there right by your side Cause baby, you're always in my mind Just give me your forever

Give me your forever – Zack Tabudlo


“Mas, gapapa Abang sama Ibun Ayah? aku takut ngerepotin mereka” ucap Hivi lirih. Sebenenya ia juga tidak rela kalau Ajidan harus bersama Ayah dan Ibu nya walaupun itu hanya 1 minggu.

“Gapapa sayang, lagipula Ayah sama Ibun juga seneng kan. Malah mereka yang bilang kalau Abang disananya 1 minggu, biarin aja sayang, biar Abang makin akbrab sama Oma Opanya” tutur Oscar dengan lembut, seraya mengelus surai halus lelaki manis itu.

Mendengar itu akhirnya Hivi mengangguk, yang dikatakan suaminya memang benar.

“Aku kangen mas, kaya gini sama kamu” ungkap lelaki manis itu dengan senyuman manis yang terukir indah diwajahnya.

“Mas juga kangen sayang, baby el gimana selama kamu disana? anak kita gak nakal kan di dalem sini?” tanyanya sambil mengelus perut Hivi yang sudah lumayan membesar.

“Engga mas, kayanya baby el ngerti kalau dia cuma berdua sama aku jadinya gak pengen yang aneh-aneh” yang lebih tua tertawa mendengar apa yang diucapkan suami kecil nya itu.

“Bagus dong, berarti anak kita dengerin apa yang mas bilang semalem nya”

“Emang mas bilang apa?”

“Mas bilang kaya gini. Hallo anakku, besok Papi kamu mau pergi sama Oma kamu selama 3 hari. Tolong kerjasamanya ya nak, soalnya kalian hanya berdua disana, tanpa Daddy, tanpa Abang juga. Walaupun ada Oma kamu, beliau pasti sibuk juga sama kerjaan nya. Nanti kamu jangan nakal ya? jangan kepengen yang aneh-aneh, i love you jagoan Daddy.”

Hivi terkekeh mendengarnya. “Oh gitu ya? terimakasih ya Daddy, udah bilang kaya gitu ke baby el biar baby el nya nggak nakal haha lucu banget sih”

Oscar juga ikut terkekeh, lelaki tampan itu menciumi setiap inci muka lelaki manis di dekapannya.

“Sama-sama sayang” ucapnya.

Keduanya kembali terdiam, saling memeluk satu sama lain sembari menatap bintang-bintang yang berkilauan di langit.

Saat ini mereka berada di balkon, dengan musik yang mengalun indah dari turntable vinyl yang memutar salah satu lagu dari Zack Tabudlo.

I want you to know I love you the most I'll always be there right by your side Cause baby, you're always in my mind Just give me your forever

Give me your forever – Zack Tabudlo


Dua jam telah berlalu, masih terlihat kalau Oscar dan Ajidan masih bermain ps yang sudah mereka rencana kan dari semalam.

“Yayy Daddy menang, liat kan? Daddy tuh lebih jago dari Abang” ucapnya membanggakan dirinya di depan Ajidan.

“Hoki aja itu Dad”

“Mana ada hoki, Daddy mah emang jago dari dulu. Nah sekarang kamu ambilin Daddy minum, jus jeruk ya jagoan” titah Oscar yang sedang tersenyum meledek.

Ajidan mengerucutkan bibirnya, anak itu berdiri lalu berjalan mendekati dapur untuk membuatkan Oscar jus jeruk.

“Kok Daddy jago banget sih? harusnya Abang yang menang, tapi gapapa nanti pasti Abang yang menang” monolog anak itu yang sedang memilih beberapa jeruk untuk dibuat jus.


“Halloo Daddyy” sapa Ajidan yang baru saja membuka pintu.

“Hallo jagoan, tadi belanja apa aja sama Papi?” tanya Oscar.

“Camilan aja sih, sama ini es krim buat Daddy. Aku sama Papi udah di makan, nih”

Saat Oscar dan Ajidan asyik bercerita Hivi masuk ke dalam ruangan Oscar, lelaki manis itu tadi berbincang dulu sama anak kantor nya Oscar jadi ia sedikit terlambat.

“Sayang, abis darimana?”

“Ngobrol sama Hana mas, oiya kamu tau gak?” tanya Hivi yang sudah duduk di samping Oscar.

Oscar mengerutkan keningnya. “Tau apa?” tanya Oscar balik.

“Tadi Aji godain mbak-mbak kasir tau mas” Hivi berbisik agar Ajidan tidak bisa mendengarnya. Lagipula anak itu sedang asyik dengan makanan nya sendiri.

Mendengar itu Oscar melongo, lalu menatap Ajidan yang tengah makan sambil menonton video itu.

“Kaya kamu dong” celetuk Oscar yang langsung mengundang cubitan dari suami cantiknya itu.

“Kalian kenapa?” tanya Aji heran.

“Engga kok sayang, ini Daddy kamu ngeselin” ujar Hivi dengan senyuman di wajahnya, Ajidan hanya mengangguk lalu kembali menatap video yang sedang ia tonton.

“Nanti gede nya jadi apa mas? Aji masih kecil udah bisa ngegoda gitu loh”

“Jadi manusia lah, kaya gitu aja kok nanya sih?”

“GAUSAH LO NGOMONG SAMA GUA OSCAR ANJING” teriak Hivi seraya memukuli Oscar dengan bantal kecil yang ada disana.

“Loh kan bener sayang, aduh ampun udah dong sayaangg”


Saat ini Hivi sedang membacakan dongeng untuk Ajidan, kali ini ia membaca dari sebuah buku bukan ngarang lagi seperti waktu itu.

Namun saat ceritanya sudah selesai Ajidan belum juga tertidur, malah anak itu sedang memperhatikan Hivi.

“Kenapa Abang?” tanya Hivi dengan lembut.

“Engga apa-apa, Aji suka Pi. Aji suka di panggil abang hihi, Aji mau pegang perut Papi boleh gak?”

“Boleh dong, sini”

Anak itu mendekatkan mukanya ke perut Hivi, tangannya ia angkat untuk mengelus perut Hivi. Lalu anak itu berbicara, dengan calon adiknya yang masih ada di dalam perut.

“Hallo baby el, ini Abang. Nama abang Ajidan Gabinsky, nanti kamu panggilnya abang Aji yaa? kamu cepet keluar dong, abang mau cepet-cepet main sama kamu” ucap anak itu yang masih setia mengelus perut Hivi.

“Sabar ya abang, kalo udah waktunya abang pasti bisa main sama baby el” tutur lelaki manis itu seraya mengelus surai halus Ajidan.

Ajidan mengangguk lalu kembali berbaring di sebelah Hivi. “Iyaa, yaudah abang mau tidur ya pi, selamat malam” ucap Ajidan sebelum memejamkam matanya.

“Selamat malam jagoan”


Saat ini jam sudah menunjukan pukul 13:21, Oscar baru selesai meeting dan kembali keruangannya.

“Udah jam segini ya? mending gua pulang, takut telat jemput Aji nya” lelaki itu segera membereskan mejanya dan bersiap-siap untuk pulang.

Pas sekali saat sampai di sekolah Ajidan anak-anak baru keluar dari gerbang. Oscar keluar dari mobilnya dan memperhatikan anak-anak sekolah dasar itu berlarian keluar gerbang, ada juga yang berjalan santai.

Sekitar 5 menit Oscar menunggu, ia tidak melihat Ajidan keluar dari gerbang jadi ia memutuskan untuk masuk kedalam sekolah itu.

“Permisi bu, Ajidan udah pulang belum ya?”

“Semua anak-anak udah dibubarin pak, kalau boleh tau bapak ini siapa nya Ajidan ya?”

“Saya Daddy nya Ajidan” jawab Oscar dengan senyuman di wajah tampannya.

“Ohh Daddy nya, coba bapak cek di kelas 6 pak. Ruangannya di sebelah sana, siapa tau Ajidan nya masih di dalam kelas” ujar guru itu pada Oscar.

“Oh iya? yaudah, makasih ya bu” ucapnya lalu melenggang pergi dari sana.

Dan benar, ia menemukan Ajidan sedang mewarnain gambarnya disana.

“Ajidan” panggil Oscar.

“Loh, om udah jemput Aji? ayo om kita pulang” ajak Ajidan yang sudah membereskan perlengkapan mewarnai nya.

Saat di dalam mobil Ajidan hanya terdiam memperhatikan ke arah luar.

“Aji”

“Iya om, kenapa?”

“Om minta maaf ya kemarin telat banget jemput Aji nya” ujar Oscar, lelaki tampan itu benar-benar merasa bersalah.

“Iya om gapapa kok, Aji juga udah maafin om hehe”

“Makasih ya jagoan”

Ajidan mengangguk sambil tersenyum, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Sesampainya di rumah, mereka langsung di sambut oleh Hivi yang sudah menyiapkan minumam dan makanan ringan untuk mereka.

“Kami pulang” ucap Oscar dan Ajidan bersamaan.

“Hallo tampan, Aji gimana sekolahnya hari ini?” tanya lelaki manis itu pada Ajidan.

“Seruu kak, tadi Aji ada pelajaran menggambar Aji dapet nilai 100!” beritahu anak itu dengan semangat.

“Wahh kereen, pasti gambar Aji bagus banget ya. Om boleh liat gak gambarnya Aji?”

“Boleh kok, ini gambarnya”

Oscar dan Hivi memperhatikan gambar itu lalu keduanya terdiam sambil menatap satu sama lain, gambar itu adalah gambar sebuah keluarga yang sedang piknik di taman.

Masing-masing orang yang ada di gambar itu terdapat nama di sebelahnya. Ada Daddy, Papi, Ajidan, dan yang terlahir, baby el.

“Aji..” panggil Hivi dengan suara pelan.

“Daddy, Papi terimakasih ya udah mau ngerawat Aji. Walaupun Aji bukan anak kandung kalian, Aji bisa ngerasain kasih sayang kalian ke Aji itu tulus banget. Aji juga sayang kalian, Daddy, Papi, juga baby el” tutur anak kecil itu sambil menunjukan senyumam manisnya.

“Aku tau kok kalian pasti pengen kan di panggil itu sama Aji? sekarang Aji wujudin keinginan kalian” sambung Ajidan.

Saat itu juga Oscar langsung membawa Ajidan kedalam pelukannya, pengelus surai halus Ajidan.

“Aji, terimakasih juga ya nak”

“Oiya, Aji tau gak? tadi Daddy beli lego loh” beritahu Hivi pada Ajidan.

“Lego? lego apa?” tanya anak itu heran. Lalu Oscar berjalan ke atas untuk mengambil box yang isinya lego milik Ajidan dan ada 1 yang kecil punya Hivi.

“Avanger tower!” seru anak itu saat melihat isi dari box tersebut.

“Daddy makasih yaa” Ajidan langsung melompat ke tubuh Oscar dan memeluknya.

“Sama-sama jagoan, nanti kita susun bareng-bareng ya?”

“Okeeyy”


Setelah pemakaman selesai dan semua orang sudah pergi dari sana, Hivi mendekati makam Gabin dan July.

“Kak, aku dengar dari Mas Oscar kalo kalian mau Ajidan di rawat sama kita ya? kita mau kak, kita mau merawat Ajidan sampai dia dewasa nanti, sampai Ajidan menjadi orang hebat, membanggakan kalian berdua”

“Kak aku izin bawa Ajidan ke keluargaku ya, aku mau angkat dia jadi anak aku, aku mau rawat Ajidan layaknya anak aku sendiri” melihat itu Ajidan ikut mendekat pada Hivi.

Anak itu tersenyum, walaupun mukanya memperlihatkan bahwa anak itu habis menangis.

Ajidan berusaha terlihat kuat, ia tidak mau Papa sama Papi nya sedih melihat Ajidan yang terus menangis disini.

“Papa, Papi. Ajidan mau kok, Papa sama Papi tenang yang tenang ya, Ajidan disini baik-baik aja”

Setelah selesai mereka kembali ke rumah Gabinsky, untuk mengambil barang-barang Ajidan dan membawanya ke jakarta.


Setelah pemakaman selesai dan semua orang sudah pergi dari sana, Hivi mendekati makam Gabin dan July.

“Kak, aku dengar dari Mas Oscar kalo kalian mau Ajidan di rawat sama kita ya? kita mau kak, kita mau merawat Ajidan sampai dia dewasa nanti, sampai Ajidan menjadi orang hebat, membanggakan kalian berdua”

“Kak aku izin bawa Ajidan ke keluargaku ya, aku mau angkat dia jadi anak aku, aku mau rawat Ajidan layaknya anak aku sendiri” melihat itu Ajidan ikut mendekat pada Hivi.

Anak itu tersenyum, walaupun mukanya memperlihatkan bahwa anak itu habis menangis.

Ajidan berusaha terlihat kuat, ia tidak mau Papa sama Papi nya sedih melihat Ajidan yang terus memangis disini.

“Papa, Papi. Ajidan mau kok, Papa sama Papi tenang yang tenang ya, Ajidan disini baik-baik aja”

Setelah selesai mereka kembali ke rumah Gabinsky, untuk mengambil barang-barang Ajidan dan membawanya ke jakarta.