Keenan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, pandangannya penuh dengan amarah.
Tak butuh waktu lama bagi Keenan untuk mendatangi tempat itu. Sesampainya disana pria tampan itu melihat sekitar, mencari istrinya.
Matanya tertuju pada meja yang di kerumuni oleh beberapa pembisnis bahkan ada rekan kerjanya disitu. Ia melihat Kinara sedang bercambu dengan pria di sebelahnya, tangan pria itu terus meraba tubuh Kinara. Bahkan beberapa pria lain juga ikut menggerayangi tubuh Kinara.
Keenan memandang orang-orang itu layaknya seorang pembunuh yang siap bermain dengan mangsa nya.
Keenan menghampiri segerombolan orang itu.
“Ekhem.” Keenan menyilangkan kedua tangannya di dada.
Perempuan yang sedang bercambu itu langsung mendorong orang di sebelahnya, ia merapihkan baju nya yang sudah berantakan.
“Waduh Keenan, kenapa Keen? join lah sini, mumpung ada lonte.”
“Lonte?”
“Ya iya, ini cewek rela nyerahin tubuhnya ke kita. Malah pengen di gangbang disini, mau join gak? daripada mikirin kerjaan mulu.”
“Waduh, murahan banget ya. Kalian tau tidak kalau perempuan ini sudah punya suami? bahkan dia sedang hamil sekarang.”
Perkataan Keenan membuat Kinara pucat, orang-orang itu memandang Kinara bingung.
“Suami? bukannya kamu bilang kalo kamu itu single?”
“Kalau tidak percaya bawa saja dia ke dokter, kalau saya sih tidak mau ya bercinta dengan orang yang jelas-jelas sudah punya suami. Itu menjijikan.” Ucap Keenan santai di sertai seringai di bibir tipisnya.
“Cih lebih baik saya cari orang lain, yang pasti perawan.” Ucap orang di sebelah Kinara.
Satu persatu pria yang ada disana pergi meninggalkan Keenan dan Kinara, dan hanya tertinggal satu orang. Yaitu rekan bisnis Keenan.
“Kok kamu tau Keen?”
“Saya suaminya.”
Pria itu terkejut dengan apa yang di ucapkan Keenan, menatap tidak percaya namun memang itu kenyataannya. Namun tak lama setelah itu pria itu tertawa lalu menatap remeh Kinara.
“Keen Keen, kamu tuh orang terpandang. Kok mau sih nikah sama dia? saya tidak percaya kamu menikah dengan orang seperti ini, ya mungkin kalau dia belum punya suami saya akan memakai dia tapi tidak akan saya jadikan istri.”
“Pernikahan di atas kertas.”
“Really? malang sekali nasibmu Keen. Saya duluan ya? ini urusan kalian.” Pria itu menepuk pundak Keenan sebelum pergi.
“Gimana?”
Kinara menatap Keenan dengan tatapan yang sulit di artikan, kedua tangannya mengepal. Kinara bangkit dari duduknya lalu pergi menuju mobil Keenan.
“Ck menyusahkan saja.”
Keenan menyusul Kinara.
Di dalam mobil Kinara masih belum berbicara sedikitpun. Keenan juga belum ada niatan buat jalanin mobilnya, masih dengan posisi yang sama. Kedua tangannya di lipat di dada, sambil bersandar.
“Mau sampai kapan?”
Namun Kinara masih diam tidak bergeming, pria itu menghela nafas.
“Kinara, walaupun pernikahan kita hanya pernikahan di atas kerja. Kamu itu sedang mengandung anak saya, tidak semestinya kamu seperti ini.”
“Suka-suka aku dong, dari awal juga kita gak saling mencintai Keen. Urusin aja urusan kamu, ini biar jadi urusan aku.”
“Saya tidak perduli Kinara, tapi sekarang kamu sedang mengandung anak saya. ANAK SAYA.”
Kinara hanya diam, pandangan nya ia alihkan ke luar.
Two days later
Saat ini sudah pukul 20.21 Keenan baru pulang dari tempat kerjanya, ia meregangkan otot-otot tubuh nya sebelum pergi ke parkiran.
Keenan mampir ke toko kue untuk membeli kue strawberry kesukaan Kinara, walaupun hubungan mereka jauh dari kata baik-baik saja. Keenan selalu menuruti keinginan Kinara, pria itu membeli beberapa Kue, Coklat, Jelly, dan minuman sehat.
“Sudah cukup kan? saya akan meminta maaf nanti, semoga kamu suka ya Kinara.” Ucapnya dengan senyuman di bibirnya yang membuat Keenan terlihat lebih tampan.
Selain membeli makanan dan minuman Keenan juga membeli bunga untuk Kinara.
Namun sesampainya di rumah, pria itu melihat ada mobil yang terparkir di depan rumahnya. Pria itu tidak berfikir macam-macam, mungkin itu teman Kinara.
Pria itu mengambil belanjaan nya lalu masuk ke dalam, baru saja menutup pintu ia melihat ada seorang pria yang sedang membuka obat-obatan yang Keenan sendiri tidak tau itu obat apa.
Keenan sama sekali tidak bergeming, ia melihat apa yang di lakukan pria itu dengan Kinara.
“Mana sayang.” Ucap perempuan itu.
“Ini baby, kamu minum yang banyak ya. Biar bayi di kandungan kamu mati haha.” Jawab pria itu.
Keenan menatap datar kedua orang itu, ia meremas kuat bunga di tangannya. Kedua orang itu bahkan sama-sama telanjang sekarang, ia yakin kalo mereka telah melakukan hubungan badan.
“Nanti kamu nikahin aku kan.” Tanya Kinara sambil bersandar di dada pria itu.
“Iya sayang, nanti kalo bayi di kandungan kamu ini mati kamu nikah sama saya. Tinggalin suami bodoh kamu itu.” Pria itu mengecup kening Kinara, tangannya sibuk meremas kedua payudara Kinara.
Keenan menaruh asal belanjanya, ia bertepuk tangan sambil berjalan mendekat ke dua orang yang sedang bermesraan itu.
“Bagus ya, saya kerja. Kamu malah enak-enakan sama pria ini, abis berhubungan badan ya? tolong di bersihin ya, sperma kamu berceceran di lantai, saya jijik liatnya. Oh obat apa ini? obat untuk menggugurkan kandungan?”
Melihat kedatangan Keenan keduanya terkejut sambil mengambil baju mereka yang berserakan di bawah.
“Keen? aku pikir kamu lembur sampe pagi.” Ucap Kinara dengan gugup.
“Saya pergi ya.”
Pria itu pergi meninggalkan Keenan dan Kinara, sebelum Kinara menyusul pria tadi Keenan lebih dulu menarik tangan Kinara menuju kamar mereka.
“KAMU GILA YA? kenapa kamu ngelakuin ini Kinara? saya kira kemarin malam sudah cukup untuk kamu, tapi nyatanya? kamu bahkan nekat buat gugurin kandungan kamu demi menikah dengan pria buncit itu.”
“YA EMANG KENAPA?! aku gak bahagia hidup sama kamu Keenan, aku tersiksa.”
“Tersiksa apa sih? Kamu tersiksa kenapa? setiap hari saya selalu transfer ke kamu, semua kemauan kamu saya turuti, saya cuma minta kamu diam di rumah. Jaga kandungan kamu dan tunggu saya pulang!”
Kinara memutar bola matanya malas. Ia menyilangkan kedua tangannya di dada.
“Dia lebih kaya dari kamu, dia selalu menemani aku kemana aja. Gak kaya kamu Keen, kamu lebih fokus ke kerjaan kamu.”
“Fokus? bahkan kamu sama sekali tidak pernah meminta saya untuk menemani kamu, kalau saja kamu bilang, saya bisa luangin waktu saya untuk kamu Kinara.”
“GUE GAK PERDULI KEENAN! gue mau cerai, gue bakal gugurin kandungan ini dengan cara gue sendiri.”
Hampir saja Keenan menampar wajah Kinara, namun ia mengurungkan niatnya.
“Apa? gue. mau. cerai.”
“Saya tidak mau.”
“KENAPA? GUE MAU CERAI KEENAN!” Keenan memegang kedua bahu Kinara.
“KAMU SEDANG MENGANDUNG ANAK SAYA KINARA. Saya tidak akan ceraikan kamu sampai anak itu lahir.”
“Gue gak mau Keenan, tubuh gue bisa jelek. Gak akan ada orang yang mau sama gue.”
“Kamu sudah menikah dengan saya Kinara, siapa orang yang mau kamu deketin? saya menerima kamu bagaimana fisik kamu, apa itu kurang?.”
“Gue gak mau Keenan, gue gak mau hamil, gue mau bayi di kandungan gue ini mati!!”
“Saya tidak akan membiarkan itu terjadi Kinara.”
“Kenapa? KENAPA!”
“KAMU HARUS MELAHIRKAN ANAK ITU! Saya sudah menanti anak itu, saya mohon Kinara.”
“Apa yang gue dapet kalo gue lahirin anak ini?”
“Kamu mau apa?”
“5M. Tapi setelah gue ngelahirin anak ini gue mau kita cerai, gue gak sudi ngerawat bayi ini apalagi ngasih dia asi.”
“Baik, tapi setelah ini kamu jangan pergi ke luar lagi, apalagi berhubungan dengan orang lain. Sampai kamu melahirkan, setelahnya kamu bebas.”
“Ya.”
Kinara tidak benar-benar menuruti Keenan, tidak jarang juga Keenan melihat botol minuman di tempat sampah, obat-obatan, bahkan kondom.
Setiap hari pasti ada saja keributan di rumah tangga mereka, sampai pada saat Kinara melahirkan.
Kinara sedang di dalam ruangan bersalin. Sedangkan Keenan dan keluarganya menunggu di luar, tidak sabar melihat malaikat kecil yang sudah di nanti-nanti mereka.
Beberapa saat kemudian. Keenan masuk ke dalam ruangan itu, melihat seorang bayi yang sedang ada di gendongan suster dengan Kinara yang masih memejamkan matanya.
Keenan menggendong bayi itu dengan perasaan haru. Bahkan pria itu menitikkan air matanya, putra nya lahir dengan sehat tidak ada cacat sedikitpun. Ia menyesal selama bayi itu di kandungan hubungan Daddy dan Mommy nya jauh dari kata baik, bahkan hampir setiap hari Kinara selalu melontarkan kata-kata ingin membunuh bayi ini.
“Selamat datang jagoan, ini Daddy.” Keenan mencium pipi gembul bayi itu. Seolah mengerti bayi itu malah tersenyum samar ketika pipinya di cium Daddy nya.
The next day
Kinara memaksa untuk pulang, bahkan disana sudah ada pria buncit yang akan menikahi Kinara.
“Mana bayaran nya?” Tanya Kinara sambil menatap remeh Keenan.
Keenan menunjukkan layar handphone nya, ia memperlihatkan bukti transaksi itu ke Kinara.
“Bagus, urus perceraian nya. Gue mau cepet-cepet nikah.”
“Tenang saja, saya akan mengurus itu dengan cepat. Kedepannya saya tidak mau melihat kamu lagi, dan jangan coba-coba untuk bertemu anak saya.”
“Cih gue juga gak sudi kali, buat anak itu lo ambil aja. Gue gak mau berurusan sama bayi sialan ini, thanks uang nya gue harap hidup lo menderita.”
“And I hope you suffer more.” Ucap pria tampan itu dengan senyuman mengejek.
Leander Jielon. Malaikat kecil yang di tunggu Keenan telah lahir di dunia.
“Gapapa ya sayang? kamu masih punya Daddy. Daddy bisa jadi Daddy sekaligus Mommy buat kamu, terima kasih telah lahir di dunia jagoan.” Terakhir Keenan mengecup kening putra kesayangannya itu.